Anjloknya saham raksasa baja Jepang itu terjadi setelah muncul laporan bahwa perusahaan itu sedang mempertimbangkan investasi hingga 7 miliar Dolar AS (sekitar Rp116 triliun) untuk meningkatkan fasilitas United States Steel, jika akuisisi senilai 14,1 miliar Dolar AS yang mereka usulkan disetujui.
Komitmen potensial ini, menurut laporan situs berita Semafor, jauh lebih besar dibandingkan janji sebelumnya dari perusahaan Jepang itu, yang berencana menginvestasikan 2,7 miliar Dolar AS untuk memperbarui aset lama produsen baja US Steel.
Dikutip dari
Bloomberg, kedua perusahaan saat ini sedang dalam pembicaraan aktif untuk menyelamatkan kesepakatan yang awalnya diumumkan pada akhir 2023.
Juru bicara Nippon Steel dan juru bicara US Steel sama-sama menolak berkomentar mengenai laporan tersebut.
Para eksekutif Nippon Steel, termasuk Wakil Presiden Takahiro Mori, saat ini berada di Washington untuk bertemu dengan pejabat Gedung Putih dalam upaya mendapatkan persetujuan atas kesepakatan tersebut.
Presiden AS Donald Trump pada Februari lalu menyatakan menolak akuisisi itu, tetapi mendukung jika perusahaan Jepang tersebut hanya mengambil saham minoritas di raksasa baja AS tersebut.
BERITA TERKAIT: