Pakar ekonomi dari The Bright Institute Prof Yanuar Rizky menilai penurunan pajak pada awal 2025 ini lantaran adanya daya beli masyarakat yang turun drastis.
"Kalau dilihat dari mulai MSCI sampai Goldman, isunya memang ke arah Shorting Bond, akibat tekanan daya beli konsumen dan kemampuan korporasi (sisi penerimaan negara dari pajak) plus tekanan belanja," kata Yanuar Rizky kepada wartawan, Rabu, 12 Maret 2025.
Ia mengatakan saat ini masyarakat terbiasa dengan model komunikasi yang positif, sehingga hal negatif dari pemerintah tidak dishare dengan transparan.
"Jadi, kita tak terbiasa dalam komunikasi model mengelola kondisi sulit, makanya lama sekali keluar data, karena selalu model positif," ujarnya.
"Malah makin lama, makin menimbulkan spekulasi," tutupnya.
BERITA TERKAIT: