Selama periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih Rp1,17 triliun atau melonjak 23,2 persen dibandingkan periode tahun lalu yang tercatat Rp950,65 miliar.
Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Jumat 7 Maret 2025, perusahaan berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp3,92 triliun atau meningkat 9,8 persen dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp3,57 triliun.
Segmen jamu herbal dan suplemen menopang kenaikan penjualan sebesar 5,96 persen (year-on-year) menjadi Rp2,49 triliun, sementara segmen makanan dan minuman melesat 18,18 persen menjadi Rp1,3 triliun. Segmen farmasi juga naik 10,17 persen menjadi Rp127,46 miliar.
Beban pokok penjualan naik 4,52 persen (y-o-y) menjadi Rp1,62 triliun.
Laba bruto sepanjang tahun lalu menjadi Rp2,3 triliun atau melompat 13,86 persen dibandingkan laba kotor 2023 senilai Rp2,02 triliun.
Sementara itu, laba usaha SIDO sepanjang 2024 tercatat Rp1,47 triliun atau melambung 23,53 persen (y-o-y).
Laba sebelum pajak penghasilan yang diperoleh mencapai Rp1,51 triliun atau melejit 23,77 persen dibandingkan setahun sebelumnya Rp1,22 triliun.
Beban pajak penghasilan (neto) sebesar Rp339,11 miliar. Laba tahun berjalan yang dicatatkan SIDO menjadi Rp1,17 triliun atau naik 23,2 persen (y-o-y).
Adapun besaran laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2024 juga Rp1,17 triliun atau meningkat 23,2 persen dibandingkan laba bersih 2023.
Aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2024 naik menjadi Rp3,94 triliun dibanding posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar RP3,89 triliun, terdiri dari aset lancar senilai Rp2,2 triliun dan aset tidak lancar Rp1,74 triliun.
Liabilitas hingga 31 Desember 2024 turun menjadi Rp451,78 miliar dibanding RP504,77 miliar pada akhir 2023.
BERITA TERKAIT: