Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Laporan CLB, Sepanjang 2024 Terjadi 1.509 Mogok Kerja di Tiongkok

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jonris-purba-1'>JONRIS PURBA</a>
LAPORAN: JONRIS PURBA
  • Selasa, 18 Februari 2025, 10:10 WIB
Laporan CLB, Sepanjang 2024 Terjadi 1.509 Mogok Kerja di Tiongkok
Ilustrasi pekerja Tiongkok./New York Times
rmol news logo China Labor Bulletin (CLB), organisasi hak asasi manusia yang berpusat di Hong Kong, baru-baru ini merilis laporan tahun 2024 tentang aksi mogok buruh di seluruh Tiongkok. Laporan tersebut menggarisbawahi penyebaran kerusuhan buruh secara geografis yang semakin meluas, yang menandakan meningkatnya ketidakpuasan di kalangan pekerja Tiongkok.

Laporan berjudul “China Labour Bulletin Strike Map Data Analysis: 2024 Year in Review for Workers’ Rights” diluncurkan pada tanggal 29 Januari, bertepatan dengan Tahun Baru Imlek.

Sebanyak 1.509 aksi mogok pekerja di seluruh daratan Tiongkok terjadi sepanjang tahun 2024. Terdapat sedikit penurunan jumlah aksi dari tahun sebelumnya, yakni 1.794 aksi mogok. Namun, angka tahun 2024 tetap lebih tinggi dari 1.389 aksi mogok yang dilaporkan pada tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19.

Menurut laporan tersebut, jumlah pemogokan tertinggi terjadi di pusat industri pesisir Tiongkok, dengan Guangdong memimpin dengan 346 kasus, diikuti oleh Shandong (106 kasus) dan Zhejiang (101 kasus).

Meskipun demikian, sejumlah besar protes buruh juga dilaporkan di provinsi-provinsi pedalaman seperti Henan (80 kasus), Hebei (69 kasus), dan Shaanxi (59 kasus).

Seperti tahun-tahun sebelumnya, industri konstruksi mengalami jumlah protes buruh tertinggi, dengan 733 pemogokan—yang merupakan 48,6 persen dari total kasus.

Sektor manufaktur menyusul dengan 452 pemogokan (30 persen) sementara sektor jasa, transportasi, dan industri logistik juga mengalami kerusuhan yang signifikan.

Namun, para pengamat memperingatkan bahwa jumlah protes buruh yang sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan, karena perangkat sensor pemerintah Tiongkok yang ekstensif secara sistematis menekan informasi tentang pemberontakan buruh.

Menurut laporan CLB, pekerja pabrik, buruh bangunan, pengemudi pengiriman barang, dan bahkan guru turun ke jalan untuk menuntut upah yang lebih baik, gaji yang belum dibayarkan, perbaikan kondisi kerja, dan praktik ketenagakerjaan yang adil.

Kerusuhan yang semakin meningkat menunjukkan masalah struktural yang lebih dalam di pasar tenaga kerja Tiongkok, yang diperburuk oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya tekanan pada bisnis.

Salah satu tren paling signifikan yang diidentifikasi dalam laporan tersebut adalah pergeseran protes buruh dari pusat kota besar ke kota-kota kecil dan daerah pedesaan.

Sebelumnya terkonsentrasi di pusat-pusat industri seperti Shenzhen dan Guangzhou, pemogokan menjadi lebih sering terjadi di provinsi-provinsi pedalaman, yang menunjukkan bahwa kesulitan ekonomi dan perselisihan perburuhan tidak lagi terbatas pada wilayah pesisir Tiongkok. rmol news logo article
EDITOR: JONRIS PURBA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA