Kepala Bapanas Arief Prasetyo menjelaskan bahwa Indonesia akan mengimpor 100 ribu ton daging kerbau dari India yang dikelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Kalau kerbau, fix BUMN yang kelola. Karena ini nanti dipakai pemerintah untuk intervensi pasar," ujar Arief dalam rapat Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Jelang HBKN 2025 di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.
BUMN Pangan seperti PT Berdikari dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) digadang-gadang bakal dipersiapkan dalam impor tersebut untuk mencukupi stok daging nasional di momen Ramadan dan Lebaran 2025.
Menurut Arief, harga daging kerbau mengalami kenaikan saat ini, nilainya mencapai Rp120 ribu/Kg. Selain dipengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kenaikan itu juga imbas dari merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda peternakan Indonesia.
India menjadi negara yang disasar untuk mendatangkan daging kerbau ke Indonesia mengingat harganya yang murah ketimbang negara lain.
“Jadi Pak Deputi tolong komunikasi, survei aja ke sana, (kita butuh) 2-3 vendor lagi yang harganya bisa di bawah," tegas Arief.
Seperti yang sudah diingatkan pakar kesehatan hewan di Indonesia, impor daging dari India sangat berisiko. Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) Prof. drh. R. Wasito menyebut bahwa India bukanlah negara yang bebas PMK.
“Seharusnya kalau datangkan daging itu dari negara yang bebas PMK. Misalnya Australia, Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Selandia Baru,” tegas Prof. Wasito, beberapa waktu lalu.
BERITA TERKAIT: