Mata uang Garuda itu melemah 13 poin atau minus 0,08 persen dari perdagangan sebelumnya.
Berdasarkan pantauan
RMOL, mayoritas mata uang Asia bergerak menguat hari ini. Baht Thailand naik 0,07 persen, Won Korea Selatan tumbuh 0,05 persen, Dolar Singapura dan Yen Jepang menguat 0,10 persen,
Selanjutnya Ringgit Malaysia tumbuh 0,01 persen, sedangkan Peso Filipina melemah 0,02 persen.
Di sisi lain mayoritas mata uang utama negara maju dibuka menguat. Poundsterling Inggris naik 0,06 persen, Euro Eropa menguat 0,13 persen, Dolar Australia naik 0,05 persen, dan Dolar Kanada tumbuh 0,07 persen.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan Rupiah masih berpotensi menguat hari ini. Pasalnya, Dolar AS terkoreksi karena pernyataan dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell yang mengatakan tidak akan buru-buru memangkas suku bunga, sementara ada lonjakan tak terduga dalam inflasi.
“Ini memperbesar kekhawatiran bahwa inflasi di Amerika Serikat lebih kuat dari yang diharapkan menyusul lonjakan inflasi dan tarif yang lebih agresif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump,” kata Andry dalam rilis hariannya.
Ia memprediksi kurs Rupiah terhadap Dolar AS hari ini akan bergerak di kisaran 16.340 dan 16.405.
BERITA TERKAIT: