Menurut laporan
Kyodo yang dikutip Kamis 6 Februari 2025, Nissan menolak permintaan Honda untuk menjadi anak perusahaan dalam kesepakatan tersebut.
Salah satu penyebab utama kegagalan tersebut karena adanya ketidaksepakatan terkait struktur kepemimpinan dalam merger.
Awalnya, kedua raksasa otomotif Jepang ini berencana bergabung di bawah perusahaan induk baru sambil mempertahankan merek masing-masing. Merger ini diumumkan pada akhir 2024 dan ditargetkan rampung pada 2026.
Namun, dalam perkembangannya, Honda mengusulkan struktur baru yang menempatkan Nissan sebagai anak perusahaannya.
CEO Nissan Makoto Uchida bahkan telah menyampaikan secara langsung kepada CEO Honda Toshihiro Mibe mengenai keputusan perusahaannya untuk menghentikan negosiasi.
"Nissan khawatir menjadi anak perusahaan Honda akan sangat merusak otonominya," kata salah satu sumber kepada Kyodo.
Honda merupakan produsen mobil terbesar kedua di Jepang setelah Toyota. Nilai pasarnya lima kali lipat lebih tinggi dari Nissan.
Pada konferensi pers Desember 2024, Uchida menegaskan bahwa dalam skema merger, tidak boleh ada perusahaan yang memiliki posisi lebih tinggi. Ia menekankan bahwa kedudukan Nissan dan Honda harus sejajar.
BERITA TERKAIT: