Dimensy.id
Apollo Solar Panel

DeepSeek Hajar Saham Unggulan, IHSG Lengser 1,29 Persen

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-5'>ADE MULYANA</a>
OLEH: ADE MULYANA
  • Kamis, 30 Januari 2025, 22:23 WIB
DeepSeek Hajar Saham Unggulan, IHSG Lengser 1,29 Persen
Ilustrasi (Foto: finance.yahoo.com)
LIBUR panjang perayaan tahun baru China atau Imlek nampaknya menjadi sentimen datang nya masa kurang menguntungkan. Adalah gemparnya peluncuran aplikasi artificial intelligence bikinan China, DeepSeek yang kali ini menjadi pertaruhan pelaku pasar. Aplikasi tersebut sebelumnya telah berhasil menghancurkan saham-saham teknologi terkemuka di bursa Wall Street hingga membabat nilai kapitalisasi pasar sebesar $1 triliun atau lebih dari Rp16.200 triliun hanya dalam sehari.

Sejumlah saham teknologi terkemuka ambruk tak tertahankan terutama Nvidia yang terbabat nilai kapitalisasi pasar nya sebesar $600 miliar atau lebih dari Rp9.600 triliun. Pelaku pasar kini mulai mempertahankan keabsahan dominasi teknologi AS di kancah global, di mana China mampu melaporkan DeepSeek di tengah sanksi dan pembayaran akses pada produk teknologi oleh pemerintahan Presiden Joe Biden sebelumnya.

Laporan lebih jauh menyebutkan, aplikasi DeepSeek yang bahkan kesuksesannya melampaui aplikasi serupa yang sebelumnya labor di Amerika Serikat, ChatGPT. Pukulan DeepSeek kali ini seakan menampar dan mempermalukan pemerintahan Presiden Donald Trump yang selama ini berkoar-koar tentang penguasaan dan dominasi teknologi terkini oleh Amerika Serikat.

Sentimen DeepSeek, usai mampu melengserkan Wall Street dan Asia saat bursa saham Indonesia libur, terkesan masih dijadikan dalih bagi pelaku pasar di Jakarta untuk menghadirkan tekanan jual agresif. Sementara sentimen terkini lain datang dari Bank Sentral AS, The Fed yang merilis hasil pertemuan pimpinan nya yang mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25 persen - 4,5 persen. Keputusan tersebut telah diperkirakan sebelumnya oleh kalangan investor di tengah rilis data perekonomian terkini sebelumnya.

Situasi minimnya sentimen regional yang tersedia membuat sesi perdagangan saham terkesan cenderung sepi di Asia. Namun lesunya sesi perdagangan di Asia justru menjadi momentum bagi bursa saham Indonesia untuk mengalami tekanan jual agresif akibat terhajar sentimen DeepSeek.

Hingga sesi perdagangan Kamis 30 Januari 2025 berakhir, Indeks Nikkei (Jepang) terpantau naik moderat 0,25 persen di 39.513,97, sementara Indeks ASX200 (Australia) menanjak 0,55 persen dengan menutup di 8.493,7. Sedangkan bursa saham Korea Selatan dan Taiwan masih menjalani masa libur.

Kinerja kontras akhirnya sulit dihindarkan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai menjalani libur panjang. Ketiadaan sentimen domestik yang tersedia semakin mengukuhkan sikap pesimis pelaku pasar. Hal ini terlihat jelas dari pola gerak IHSG yang konsisten menginjak zona pelemahan tajam di sepanjang sesi perdagangan usai membuka sesi pagi dengan gerak merosot signifikan.

IHSG tercatat menutup sesi dengan lengser curam 1,29 persen di 7.073,47. Posisi IHSG kini bahkan semakin mengkhawatirkan untuk kembali menembus ke bawah level psikologis nya di kisaran 7.000 setelah kali ini sempat mencetak titik terlemahnya di kisaran 7.042,68.

Pantauan dari jalannya sesi perdagangan di Jakarta memperlihatkan, kemerosotan curam IHSG yang tercermin dengan meyakinkan pada saham-saham unggulan. Hampir seluruh saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan terhajar merah, seperti: BBRI, BMRI, BBCA, TLKM, ADRO, ASII, UNTR, SMGR, JPFA, PTBA, PGAS, CPIN, ITMG dan ISAT serta UNVR.

Saham unggulan tercatat hanya menyisakan BBNI, INDF dan ICBP yang mampu bertahan positif di sesi kali ini.

Prospek untuk melakukan gerak balik penguatan IHSG pada sesi perdagangan penutupan pekan Jumat besok, diperkirakan masih belum meyakinkan mengingat tiadanya agenda rilis data perekonomian domestik di tengah masih belum terlalu berubah nya arah sentimen di bursa global.rmol news logo article
EDITOR: ADE MULYANA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA