Hal itu terjadi hanya sehari setelah maskapai penerbangan berbiaya rendah Korea Selatan tersebut mengalami kecelakaan udara paling mematikan yang menewaskan 179 orang.
Dikutip dari
Reuters, saham Jeju Air diperdagangkan turun 8,4 persen, setelah jatuh sebanyak 15,7 persen di awal sesi menjadi 6.920 Won, terendah sejak tercatat pada tahun 2015.
Saham AK Holdings, perusahaan induk Jeju Air, turun sebanyak 12 persen dan mencapai titik terendah dalam 16 tahun.
Kecelakaan pada Minggu, 29 Desember 2024 di Bandara Internasional Muan adalah penerbangan fatal pertama bagi Jeju Air. Didirikan pada tahun 2005, perusahaan ini menjadi maskapai penerbangan terbesar ketiga di negara itu berdasarkan jumlah penumpang.
Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok pada hari Senin memerintahkan pemeriksaan keselamatan darurat terhadap seluruh sistem operasi penerbangan negara itu setelah pekerjaan pemulihan pasca-jatuhnya Jeju Air selesai.
Sementara Jeju tergelincir, saham maskapai berbiaya rendah lainnya, termasuk Air Busan naik lebih dari 15 persen. Sementara Jin Air dan T'way Air turun setelah naik masing-masing sebesar 5,4 persen dan 7,3 persen.
BERITA TERKAIT: