Menurut data pemerintah yang dirilis Jumat 29 November 2024 Waktu setempat, perlambatan terjadi akibat lambannya kinerja di sektor-sektor seperti manufaktur dan pertambangan.
Data resmi tersebut jauh di bawah jajak pendapat
Reuters terhadap 54 ekonom, yang mematok pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 6,5 persen untuk kuartal kedua tahun keuangan.
Pada kuartal April-Juni, ekspansi PDB diperkirakan sebesar 6,7 persen, turun dari 7,8 persen dalam tiga bulan sebelumnya, karena belanja pemerintah yang lebih rendah menjelang pemilihan umum enam minggu yang sangat besar di negara itu yang berakhir pada awal Juni.
Pertumbuhan PDB pada tahun keuangan terakhir yang berakhir pada bulan Maret mencapai 8,2 persen, dibantu oleh fokus pemerintah pada belanja modal.
“Tingkat pertumbuhan Q2 di bawah ekspektasi pasar dan juga di bawah apa yang diprediksi oleh Reserve Bank of India (RBI). Jadi dalam hal itu, ya itu kejutan negatif,” kata N. R. Bhanumurthy, direktur Madras School of Economics di Chennai kepada
Nikkei Asia.
Ia mengatakan, pertumbuhan di sektor-sektor seperti pertambangan, manufaktur, listrik, dan konstruksi telah menunjukkan penurunan.
"Tampaknya segmen-sektor ini terpukul pada kuartal kedua terutama karena pemilihan umum, yang menyebabkan investasi dan pengeluaran pemerintah tertahan," kata Bhanumurthy.
“Itu pasti berdampak pada sektor-sektor ini. Bukannya jika Anda memiliki pengeluaran pada kuartal ini, Anda akan melihat hasil pada kuartal yang sama… tetapi itu akan berdampak lambat dan untuk alasan yang sama saya berharap kuartal ketiga akan jauh lebih baik,” ujarnya.
BERITA TERKAIT: