Penurunan ini dipicu oleh menguatnya Dolar AS dan kenaikan yield obligasi AS, yang menekan permintaan emas sebagai aset safe haven menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November mendatang.
Harga emas spot anjlok 1,2 persen menjadi 2.714,55 Dolar AS per ons pada penutupan Rabu 23 Oktober 2024 atau Kamis pagi WIB setelah mencapai rekor tertinggi 2.758,37 Dolar AS.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 1,1 persen lebih rendah menjadi 2.729,40 Dolar AS per ons.
Harga emas batangan, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi, meroket lebih dari 31 persen tahun ini, memecahkan beberapa rekor tertinggi karena pemotongan suku bunga Federal Reserve bulan lalu.
Analais memperkirakan, ada beberapa aksi ambil untung dan imbal hasil Treasury meningkat di mana emas akan kesulitan bergerak naik mengingat arah imbal hasil.
Namun, emas bisa mencapai level 2.800 Dolar AS pada akhir minggu ini didorong permintaan safe haven, papar Haberkorn menambahkan.
Indeks Dolar (Indeks DXY) naik 0,4 persen mendekati level tertinggi tiga bulan, membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil US Treasury melejit ke posisi tertinggi tiga bulan.
Perak spot ambles 3,6 persen menjadi 33,58 Dolar AS per ons setelah mencapai harga tertinggi sejak akhir 2012 di 34,87 Dolar AS pada sesi Selasa.
BERITA TERKAIT: