Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya BRI memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing UMKM Indonesia di kancah internasional.
Program SMEstaTalks sendiri merupakan rangkaian pelatihan online yang dirancang untuk membekali nasabah BRI dengan keterampilan yang diperlukan agar siap menghadapi pasar ekspor. Program ini tidak hanya fokus pada peningkatan literasi keuangan dan inklusi, tetapi juga menghadirkan para ahli yang berdiskusi tentang isu-isu terkini, guna memaksimalkan potensi bisnis nasabah.
Dalam enam bulan terakhir, SMEstaTalks telah dilaksanakan sebanyak tiga kali dan diikuti hampir seribu peserta. Program ini merupakan bagian dari kolaborasi antara BRI dan program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) serta Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) yang digagas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT).
Direktur Commercial, Small & Medium Business BRI, Amam Sukriyanto, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendorong pengembangan UMKM.
“Tidak cukup hanya bank yang menjadi satu-satunya pendukung, karena kebutuhan UMKM lebih dari sekadar pendanaan. Meskipun pendanaan dapat mengatasi beberapa tantangan yang dihadapi oleh UMKM, itu bukan satu-satunya faktor yang diperlukan untuk pengembangan mereka,” kata Amam dalam keterangannya, dikutip Senin 21 Oktober 2024.
Ia menambahkan bahwa semua pemangku kepentingan perlu bersinergi dalam memberikan edukasi menyeluruh kepada pelaku UMKM, mencakup efisiensi produksi, inovasi berkelanjutan, pengelolaan keuangan yang sehat, hingga kesiapan untuk memasuki pasar global.
“Dengan inisiatif seperti SMEstaTalk, BRI terus berkomitmen menjadi mitra terpercaya bagi UMKM Indonesia, membantu mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan siap bersaing di pasar global,” sambungnya.
Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kemendesa PDTT, Muhammad Asnawi Sabli, juga menyoroti pentingnya membangun daya saing lokal melalui kolaborasi aktif. Menurutnya, keunikan produk lokal adalah kekuatan utama dalam bersaing di pasar yang lebih luas.
Sementara itu, CEO Maka Group dan pendiri Toko Kopi Tuku Andanu Prasetyo berbagi pengalaman tentang pentingnya menjaga keunikan produk lokal sembari terus berinovasi.
“Kunci sukses adalah tetap berpegang pada budaya lokal, namun berani bereksperimen. Pelanggan mencari keaslian sekaligus inovasi,” ujarnya.
Di sisi lain CEO Restu Mande, Nenden Rospiani juga mengungkapkan bahwa dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI telah membantu brand masakan Padang instannya dikenal hingga pasar global.
“Kolaborasi dengan komunitas lokal dan partisipasi dalam pameran internasional telah membuka pintu bagi kami untuk memasuki pasar global,” tuturnya.
BERITA TERKAIT: