Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) anjlok 0,32 persen ke level 2.648,78 Dolar AS per troy ons, usai menguat dua hari sebelumnya.
Sementara, indeks dolar (DXY) tercatat menguat 0,29 persen pada Senin, atau penguatan untuk empat kali beruntun.
Menurut analis Kitco Jim Wyckoff, hal tersebut menjadi tekanan bagi logam mulia karena berkurangnya minat terhadap aset safe haven serta dari perspektif persaingan dengan kelas aset lain.
Di sisi lain, data ekonomi China per September yang dirilis Senin dan akhir pekan kembali mengecewakan, sehingga menjadi sentimen negatif bagi logam mulia dari sisi permintaan.
Berdasarkan catatan analis ING Research, dikutip Dow Jones Newswires, logam mulia kini tengah kehilangan keuntungan yang diperoleh minggu lalu setelah Kementerian Keuangan China berjanji akan memberikan dukungan lebih lanjut untuk pasar properti yang sedang kesulitan dan perusahaan swasta.
Namun, pemerintah China tidak memberikan langkah stimulus baru yang diharapkan oleh investor, sehingga mengecewakan pasar Barat, khususnya bagi logam mulia.
BERITA TERKAIT: