Angka ini merosot jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp170,81 miliar.
Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Sabtu 12 Oktober 2024, penurunan laba ini dipicu oleh penyusutan pendapatan usaha dari Rp902,56 miliar menjadi Rp881,45 miliar, atau turun 2,34 persen yoy.
Setelah dikurangi berbagai beban usaha, laba bruto emiten pariwisata ini tersisa Rp438,34 miliar dari semula Rp491,94 miliar, turun 10,89 persen yoy.
Dengan demikian, laba per saham dasar juga ikut turun menjadi Rp60 dari Rp107.
Jumlah beban usaha perseroan juga turun dari Rp154,10 miliar menjadi Rp199,95 miliar. Alhasil, laba usaha ikut turun dari Rp337,83 miliar menjadi Rp238,39 miliar.
Adapun kas dan setara kas akhir akhir periode turun menjadi Rp269,01 miliar dari Rp670,08 miliar. Jumlah liabilitas dan ekuitas PJAA alami penurunan dari Rp3,74 triliun menjadi Rp3,62 triliun.
Dari sisi aset, perusahaan mencatatkan total aset sebesar Rp3,62 triliun, mengalami penurunan dari tahun lalu yang sebesar Rp3,74 triliun.
Jumlah liabilitas mencapai Rp1,91 triliun, lebih rendah dari sebelumnya Rp2,07 triliun, sedangkan ekuitas naik menjadi Rp1,72 triliun dari sebelumnya Rp1,67 triliun.
BERITA TERKAIT: