Seperti dikutip dari Asahi Shimbun, nilai tukar Dolar terhadap Yen anjlok lebih dari 1 persen menjadi 146,01, setelah sebelumnya sempat turun di bawah level 146 Yen.
Analis mengatakan bahwa pelemahan Dolar ini didorong oleh ekspektasi Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell yang mengindikasikan penurunan suku bunga pada pertemuan Fed berikutnya di bulan September.
Sementara Bank of Japan (BOJ) diperkirakan akan tetap mempertahankan sikap moneter yang lebih ketat.
Analis mengaitkan pergerakan besar yang lebih rendah dengan pelemahan dolar secara luas dengan potensi perbedaan kebijakan lebih lanjut antara AS dan Jepang.
Gubernur BOJ, Kazuo Ueda, dijadwalkan akan memberikan keterangan di hadapan parlemen Jepang pada Jumat, di mana ia diharapkan membahas keputusan bank sentral bulan lalu untuk menaikkan suku bunga.
Langkah agresif BOJ ini diketahui sempat menyebabkan gejolak di pasar, terutama pada awal Agustus, ketika aksi jual besar-besaran terjadi pada aset berisiko, termasuk saham Nikkei.
Sementara itu, mata uang euro dan poundsterling juga menguat. Euro mendekati level tertinggi tujuh bulan, sedangkan poundsterling mencapai level tertinggi satu bulan. Dolar AS sendiri turun ke level terendah tujuh bulan terhadap sekeranjang mata uang utama.
Selain itu, dolar Australia dan Selandia Baru juga mencatat kenaikan signifikan, mencapai level tertinggi satu bulan. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi bahwa Fed akan mengambil langkah-langkah dovish.
BERITA TERKAIT: