Menurut Adie Rochmanto, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki dari Kementerian Perindustrian, surplus ini terjadi sejak pandemi Covid-19.
"Surplus produksi China sejak Covid-19 membuat mereka memaksa pasar luar negerinya (ekspor) ke Indonesia," kata Adie dalam Diskusi Publik Indef pada Kamis (8/8).
Adie menjelaskan bahwa China melihat Indonesia sebagai pasar potensial karena pertumbuhan ekonomi yang stabil. Hal ini membuat negara Tirai Bambu itu mengirimkan lebih banyak produknya ke Indonesia.
"China lihat pertumbuhan ekonomi kita yang masih cukup bagus dan terjaga, artinya pasar kita dianggap masih memiliki peluang yang cukup besar,"tambahnya.
Namun, Adie juga menyoroti masalah di pasar domestik Indonesia yang kurang terjaga dengan baik, sehingga memungkinkan masuknya barang ilegal.
"Pasar dalam negeri kita kurang terjaga dengan baik, sehingga barang ilegal dapat masuk," ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Adie mengusulkan perbaikan ekosistem industri, khususnya sektor tekstil yang saat ini sedang terpuruk di Indonesia.
"Jika ekosistem kita bagus, saya yakin kita bisa bangkit. Kita harus berusaha memperbaiki ekosistem ini," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: