Manajemen mengungkapkan, bahwa kinerja positif itu ditunjukkan dengan meraih volume penjualan emas sebesar 15.969 kilogram (16 ton) atau setara 513.415 troy oz.
Kinerja penjualan emas tersebut meningkat 18 persen dibandingkan dengan capaian semester I/2023 yang sebesar 13.508 kilogram.
Volume penjualan emas Antam tersebut terdongkrak pada kuartal II-2024 (April-Juni) yang mencapai 8.857 kg (9 ton). Angka tersebut tumbuh 25 persen bila dibandingkan penjualan pada kuartal I-2024 sebesar 7.112 kg (7 ton).
Dikutip dari keterbukaan informasi, kuartal kedua 2024 produksi emas Antam mencapai 273 kilogram atau meningkat 64 persen dari kuartal pertama 2024 yang sebanyak 166 kilogram.
Sedangkan volume penjualan emas pada kuartal kedua 2024 mencapai 8.857 kilogram naik 25 persen dibadingkan penjualan kuartal pertama 2024 yang mencapai 7.112 kilogram.
Perseroan berupaya menjaga volume produksi dan penjualan pada tingkat yang optimal untuk memenuhi rencana kerja tahun ini, di mana Antam menargetkan penjualan emas bisa mencapai 37 ton.
Namun begitu, manajemen tak menampik adanya sejumlah tantangan.
“Perseroan masih dihadapkan pada tantangan perizinan, kondisi geopolitik-ekonomi global serta fluktuasi harga komoditas,” ujar manajemen.
ANTM secara berkesinambungan melakukan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah produk dan mengimplementasikan kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya secara tepat serta efisien.
ANTM masih berfokus pada komoditas emas, nikel, dan bauksit. Total biaya eksplorasi preliminary unaudited perseroan pada semester pertama 2024 mencapai Rp49,63 miliar.
Manajemen menekankan bahwa saat ini Antam memfokuskan untuk melakukan pencarian sumber daya emas tambahan baik di lokasi IUP aktif maupun di area prospek baru lainnya.
BERITA TERKAIT: