Saham tersebut dilepas ke PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life).
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko KAEF Lina Sari mengatakan, penandatanganan akta jual beli (AJB) tersebut telah diteken KAEF dan IFG Life.
Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Sabtu (29/6), manajemen mengatakan, Perseroan telah melakukan penjualan atas 100 ribu lembar saham atau 10 persen dari seluruh saham pada Inhealth kepada IFG Life, pada 26 Juni 2024.
Transaksi pengambilalihan saham Inhealth oleh IFG Life itu merupakan tindak lanjut dari komitmen anak usaha PT Bio Farma (Persero) tersebut lewat penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) pada 7 Februari 2024.
Dana hasil divestasi itu rencananya digunakan untuk mengurangi utang, baik utang jangka pendek maupun jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun (CPLTD).
Hal ini sesuai dengan rencana transformasi keuangan PT Bio Farma (Persero) grup dalam hal ini Kimia Farma Holding, dan sejalan dengan PMO yang dibentuk oleh Kementerian BUMN.
Emiten farmasi plat merah KAEF terus mencatatkan kerugian dari tahun ke tahun. Pembengkakan kerugian pada 2023 meningkat sebesar Rp1,48 triliun, dibandingkan rugi tahun 2022 sebesar Rp190,4 miliar.
Lina membeberkan secara garis besar salah satu penyebab kerugian Kimia Farma yang signifikan karena adanya masalah operasional, itu terkait dengan inefisiensi pabrik, dimana memang kapasitas terlalu besar sementara utilisasinya rendah.
KAWF berencana menutup lima dari 10 pabrik fasilitas produksi. Saat ini, perusahaan tengah mengkalkulasi jumlah karyawan yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
BERITA TERKAIT: