Bank Indonesia (BI) diminta kerja lebih keras lagi, lantaran nilai tukar Rupiah terus melemah. Tercatat Jumat pagi (28/6), Rupiah turun 21 point di angka Rp16.415,00 per Dolar AS.
Menurut Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Anthony Budiawan, intervensi BI dengan sejumlah kebijakan untuk menyegarkan rupiah tampak sia-sia.
"Bank Indonesia (BI) harus kerja keras, berjibaku mempertahankan kurs rupiah yang bandel tidak mau turun-turun. Intervensi alias ‘doping’ kurs rupiah sejauh ini belum berhasil menurunkan Rupiah di bawah Rp16.000 per Dolar AS," kata Anthony kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (28/6).
Ia menguraikan setelah dilakukan intervensi sangat intens, Rupiah ternyata hanya bisa menguat sedikit menjadi sekitar Rp16.360, untuk kemudian merosot lagi tembus Rp16.410.
"Pertanyaannya, sampai seberapa kuat BI bisa ‘doping’ kurs Rupiah melawan kekuatan pasar? Kalau tidak kuat, satu ketika rupiah akan jebol," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: