Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Indonesia Juan Permata Adoe meyakini peluang tersebut dapat diraih.
"Kalau sudah bicara pada saat pemerintahan baru, itu peluangnya pasti bullish (meningkat)," ujar Juan, dikutip Jumat (3/5).
Peluang tersebut terjadi karena masa transisi pemerintahan saat ini hingga pelantikan presiden dan wakil presiden baru pada Oktober memungkinkan persiapan yang matang.
"Transisi dari sekarang sampai dengan bulan Oktober 2024, pasti persiapannya matang. Segala kegiatan pasti akan dijalankan," katanya.
Faktor kedua yang berpeluang membuat tren ekspor Indonesia di semester II adalah hubungan Indonesia dengan China yang tumbuh, sehingga artinya investasi tumbuh.
“China ekonominya masih tetap bertumbuh di kisaran 5,5 persen, Indonesia juga sekitar segitu dan kita dengan China memang selalu saling bergantungan baik dalam industri maupun investasi,” katanya.
Indonesia dan beberapa negara-negara di Asia punya hubungan baik dengan China, sementara dengan Eropa, ada sedikit perbedaan persepsi di ranah kebijakan politik.
"Jadi budaya kerjanya masih tetap sama, hubungan dengan China, Jepang, kemudian dengan ASEAN. Dan kita masih punya keunggulan di beberapa komoditas yakni CPO dan turunannya serta hasil-hasil tambang masih sangat besar, terus akan dilanjutkan Investasinya. Hal-hal inilah yang membuat peluang bagi kita untuk masuk di mana pada semester 2 pertumbuhannya akan naik," kata Juan.
BERITA TERKAIT: