Kegiatan yang diselenggarakan di Universitas Negeri Semarang (UNNES), Jawa Tengah, bertujuan memberikan pendidikan dan meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait transisi energi.
Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi forum transfer ilmu antara mahasiswa dan para pelaku perubahan transisi energi di masa depan.
Dikutip dari laman Kementerian ESDM, Sabtu (9/3), pemerintah terus memenuhi komitmennya dalam mengimplementasikan upaya transisi energi dengan menetapkan Enhanced National Determined Contribution (NDC) yang bertujuan signifikan dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Target penurunan emisi GRK pada tahun 2030 mencapai 32 persen, setara dengan 358 juta ton CO2 dari tingkat Business as Usual (BAU), menjadi langkah strategis untuk menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Direktorat Jenderal EBTKE Andriah Febby Misna berharap, lewat kegiatan ini bisa membangun SDM yang tangguh, dan para mahasiswa bisa menjadi agent of change untuk transisi energi yang menjadi penerus estafet pembangunan.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian ESDM dan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, yang bekerja sama melalui program Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI). Hadir pula pakar bidang energi baru dan terbarukan di berbagai instansi sebagai narasumber.
Teknologi memegang peranan kunci dalam proses transisi energi, menurut Febby.
"Kami mengharapkan dukungan ataupun kontribusi dari perguruan tinggi untuk bisa mengembangkan berbagai penilitian dan inovasi untuk bisa menghasilkan teknologi-teknologi yang efisien, sehingga bisa mengurangi biaya dan lebih terjangkau bagi masyarakat umum," jelasnya.
Economic Adviser and Private Sector Development British Embassy, Patrick Tsui, menyampaikan bahwa acara tersebut merupakan dukungan Pemerintah Inggris kepada universitas dan pemuda di Indonesia untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta memberikan pandangan baru bagi para mahasiswa tentang masa depan energi terbarukan di Indonesia.
"Kegiatan ini adalah batu loncatan pertama untuk membantu pemerintah dalam menciptakan lebih banyak insinyur, penasihat, dan pemimpin proyek energi terbarukan di Indonesia," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: