Angka tersebut naik dua persepuluh poin persentase dari perkiraan Oktober sebesar 2,4 persen, karena inflasi yang melandai lebih cepat dari yang diperkirakan.
Sementara itu, proyeksi laju ekonomi 2025 dikabarkan tidak berubah, yaitu sebesar 3,2 persen. Sementara rata-rata historis laju pertumbuhan periode 2000-2019 ialah 3,8 persen.
Perbaikan prospek ini didukung oleh belanja swasta dan publik yang lebih kuat meskipun kondisi moneter sedang ketat, serta peningkatan partisipasi angkatan kerja, perbaikan rantai pasokan dan harga energi dan komoditas yang lebih murah.
Mengutip
Reuters, Rabu (31/1), Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengungkapkan Outlook Ekonomi Dunia yang diperbarui oleh pemberi pinjaman global tersebut menunjukkan bahwa "soft landing" sudah di depan mata.
Namun, pertumbuhan keseluruhan dan perdagangan global masih tetap lebih rendah dari rata-rata historis.
"Perekonomian global terus menunjukkan ketahanan yang luar biasa, dengan inflasi yang terus menurun dan pertumbuhan yang bertahan. Peluang terjadinya 'soft landing' telah meningkat," ujar Gourinchas di Johannesburg.
Dengan demikian, risiko tetap ada, termasuk ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan serangan di Laut Merah yang dapat mengganggu harga komoditas dan rantai pasokan.
Selain itu, gelaran pemilu di sejumlah negara juga disebut dapat meningkatkan aktivitas ekonomi serta dapat memacu inflasi.
Lebih lanjut, IMF memprediksi rata-rata harga minyak turun 2,3 persen pada 2024, dibandingkan penurunan 0,7 persen yang diperkirakan pada Oktober, dan mengatakan harga diperkirakan akan turun 4,8 persen pada 2025.
BERITA TERKAIT: