Menanggapi tudingan tersebut, pria yang akrab disapa Tom Lembong itu menjelaskan bahwa Tesla yang dimaksud saat itu adalah yang diproduksi di China. Ia mengaku tak menyamaratakan semua Tesla di seluruh dunia.
"Saya kira harus dilihat lagi ya, yang saya sebut di Podcast itu adalah semua mobil Tesla yang dibuat di China, bukan semua mobil Tesla," ujar Tom, dikutip Selasa (23/1).
Lebih lanjut, Tom menjelaskan bahwa untuk Tesla yang diproduksi Amerika Serikat (AS) memang masih menggunakan nikel.
"Jadi semua mobil yang dibuat di China menggunakan baterai LFP (lithium iron phosphate). Mohon dilihat lagi di Podcast tersebut, sangat jelas. Tentu saya tahu bahwa mobil Tesla di Amerika menggunakan baterai nikel," jelas dia.
Sebelumnya, Alumni Universitas Harvard itu memang sempat membicarakan soal penggunaan bahan baku mobil Tesla dalam Podcast di kanal YouTube Total Politik. Menurutnya Tesla yang diproduksi China sudah tidak lagi mengandung nikel.
"Jadi 100 persen dari semua mobil Tesla yang dibuat di Tiongkok menggunakan baterai yang mengandung 0 persen nikel, dan 0 persen kobalt. Jadi baterainya LFP. Jadi pakai besi, pakai fosfat, masih tetap pake lithium, tapi sudah tidak lagi pakai nikel, tidak lagi pakai kobalt," tuturnya.
BERITA TERKAIT: