Pada pembukaan perdagangan Kamis (4/1), harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,47 persen di posisi 73,04 dolar AS per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka lebih tinggi atau naik 0,40 persen ke posisi 78,56 dolar AS per barel.
Kedua harga minyak mentah acuan tersebut ditutup lebih tinggi untuk pertama kalinya dalam lima hari dengan persentase kenaikan harian terbesar untuk WTI sejak pertengahan November.
Analis pasar senior Inggris & EMEA, di perusahaan data dan analisis Oanda, Craig Erlam, menyebutkan bahwa minyak diperdagangkan lebih tinggi hari ini karena didukung oleh protes di ladang minyak terbesar Libya dan serangan lebih lanjut di Laut Merah.
Anggota OPEC di Libya protes memaksa penghentian produksi di ladang minyak Sharara yang berkapasitas 300.000 barel per hari (bpd).
Harga minyak juga naik setelah Israel mengintensifkan pemboman di Jalur Gaza setelah perangnya dengan kelompok Hamas Palestina yang didukung Iran meluas hingga ke Lebanon dengan terbunuhnya wakil pemimpin Hamas di Beirut.
Di Laut Merah, kelompok lain yang didukung Iran, Houthi di Yaman, terus menyerang kapal-kapal, memicu kekhawatiran bahwa konflik Timur Tengah yang lebih luas dapat berkembang dan menutup saluran transportasi minyak penting seperti Laut Merah dan Teluk Persia.
Di Iran yang merupakan anggota OPEC, dua ledakan menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai banyak orang pada upacara untuk memperingati komandan utama Qassem Soleimani yang terbunuh oleh pesawat tak berawak AS pada tahun 2020.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan kerja sama dan dialog dalam aliansi produsen minyak OPEC+ yang lebih luas akan berlanjut setelah Angola bulan lalu mengumumkan akan meninggalkan kelompok tersebut.
OPEC+, yang mencakup OPEC dan sekutunya seperti Rusia, mengatakan pihaknya merencanakan pertemuan pada 1 Februari untuk meninjau penerapan pengurangan produksi minyak terbarunya.
Dikutip dari CNBC, pejabat The Federal Reserve (The Fed) tampaknya semakin yakin bahwa inflasi telah terkendali, berdasarkan risalah pertemuan bank sentral AS pada Desember.
The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada bulan Januari. Para pelaku pasar telah memperhitungkan peluang 65,7 persen penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret, menurut alat FedWatch CMEgroup.
BERITA TERKAIT: