Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam laporannya menyebut nilai itu naik 6,85 persen, dibandingkan tahun lalu sebesar Rp252,8 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan peningkatan belanja itu terjadi karena adanya kenaikan terhadap subsidi non-energi.
Dalam rinciannya, disebutkan bahwa subsidi pupuk tercatat mencapai Rp42,1 triliun atau tumbuh 41,3 persen dan subsidi bunga KUR sebesar R 46,9 triliun atau tumbuh 60,8 persen pada 2023.
"Dari sisi jumlah belanja subsidi Rp269,6 triliun, naik sedikit dari tahun lalu 2022. Ini subsidi bukan kompensasi," tegas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (2/1).
Di samping itu, dalam subsidi energi, khususnya listrik Kemenkeu mencatat realisasi belanja sebesar Rp68,7 triliun atau tumbuh 22,2 persen.
Sementara untuk BBM dan LPG, Kemenkeu mencatat adanya penurunan sebesar 17,3 persen, dengan hanya mencapai Rp95,6 triliun.
Dikatakan Sri Mulyani, penurunan tersebut terjadi karena adanya beberapa perubahan kebijakan, yaitu peraturan terbaru yang mengharuskan konsumen untuk melakukan registrasi di MyPertamina dan pembatasan pembelian BBM bersubsidi.
Tahun lalu, Kemenkeu mencatat pemberian subsidi BBM yang disalurkan sebesar 16,5 juta kilo liter, LPG 3 kilogram mencapai 7,7 juta metrik ton. Selain itu, listrik juga telah disalurkan untuk 40 juta rumah tangga, subsidi pupuk sebanyak 6,1 juta ton, dan subsidi bunga KUR diberikan kepada 4,6 juta kreditur.
BERITA TERKAIT: