“Jadi tentunya ini dari tahun ke tahun pesta demokrasi kan 5 tahun sekali, jadi kebetulan 2014-2019 itu bareng dengan Ramadhan Idul Fitri. Kalau 2024 barengnya sama 3 moment, jadi 5 bulan terakhir ini akan bareng dengan nataru, pemilu dan Ramadhan Idul Fitri,” ujar Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono dalam konferensi pers, Kamis (23/11).
Untuk itu, dalam menyiapkan ketiga momen secara beruntun itu, Doni mengatakan pihak BI telah menyiapkan kecukupan uang layak edar sebesar 6-8 persen lebih banyak dari kebutuhan normal.
“Kami sudah koordinasi dan sinergi dengan perbankan untuk menyiapkan hal ini dan tentunya dari sisi angka kami sementara menghitung 6-8 persen dari kebutuhan yang normalnya,” jelas Doni.
Saat ini, pendistribusian atau front loading uang tersebut telah dimulai, agar dalam 5 bulan ke depan lalu lintas penyaluran tidak mengalami penumpukan.
“Kami sudah mulai melakukan distribusi istilah kita front loading karena ini 5 bulan ke depan jadi supaya tidak crowded,” sambung Doni.
Pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2023 tercatat sebesar 3,4 persen yoy, yang ditopang oleh pertumbuhan kuat pada uang kuasi sebesar 7,8 persen yoy dan uang kartal sebesar 6,7 persen yoy.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh kredit yang kuat dan ekspansi operasi keuangan pemerintah. Di mana, operasi keuangan pemerintah pada Oktober 2023 mencatat ekspansi sebesar Rp 85,43 triliun setelah sebelumnya mencatat kontraksi sebesar Rp 269,36 triliun dalam periode September 2023.
BERITA TERKAIT: