Laporan tersebut dikeluarkan Bank Indonesia (BI), melalui indikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru yang hanya mencapai sebesar 82,1 persen, lebih rendah dibanding SBT September, yang mencapai 92,6 persen.
"Faktor utama yang mempengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, tingkat persaingan usaha dari bank lain, serta prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Senin (20/11).
Perlambatan penyaluran kredit baru diperkirakan terjadi pada seluruh kategori bank. Sedangkan berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru terindikasi melambat pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit konsumsi (KPR).
Meski demikian, penyaluran kredit diproyeksi akan kembali meningkat pada November ini dengan nilai SBT kredit baru diprediksi akan mencapai 92,9 persen.
BERITA TERKAIT: