Hal itu menjadi topik pembahasan dalam pertemuan antara Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) dengan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Masrokhan, di Jakarta, Selasa (14/11).
Ketua Umum Himki Abdul Sobur menyatakan bahwa Himki berkomitmen untuk terus meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di bidang industri mebel dan kerajinan nasional. Selain itu, Himki juga menyoroti bahwa SDM merupakan salah satu faktor penting dalam industri mebel dan kerajinan serta memegang peranan sentral dalam menentukan nilai produk.
"SDM adalah salah satu pilar penting dari tiga pilar pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia selain investasi dan teknologi," katanya dalam keterangan yang dikutip pada Rabu (15/10).
Namun demikian, Abdul Sobur mengakui hingga saat ini sebagian perusahaan masih kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang siap pakai terlebih tenaga kerja yang memiliki keterampilan dengan kompetensi khusus dan bersertifikat.
"Hal ini akibat dari lemahnya regenerasi tenaga kerja pada sektor industri mebel dan kerajinan saat ini," katanya.
Di sisi lain, terjadinya kompetisi yang tinggi dengan sektor industri lainnya yang juga tengah berkembang dan dengan tawaran penghasilan tinggi. Hal itu menambah kesulitan pelaku industri mebel dan kerajinan untuk mendapatkan pekerja.
Dengan tingginya kompetisi dalam mendapatkan tenaga kerja, HIMKI mengharapkan pemerintah membuat aturan terkait zonasi/kawasan industri atau peruntukan jenis industri agar tidak terjadi perebutan tenaga kerja.
BERITA TERKAIT: