Berdasarkan data Refinitiv, rupiah tercatat melonjak 1,26 persen ke posisi Rp 15.495 per 1 dolar AS pada perdagangan hari ini pukul 09:03 WIB.
Penguatan ini melanjutkan tren positif mata uang rupiah yang juga menguat tipis 0,03 persen di level Rp 15.695 pada penutupan perdagangan Selasa (14/11).
Menguatnya tren mata uang garuda ini diyakini sebagai dampak positif atas melandainya inflasi AS.
Seperti diketahui inflasi di AS melandai ke 3,2 persen (yoy) pada Oktober 2023, lebih rendah dibandingkan 3,7 persen (yoy) pada September serta di bawah ekspektasi pasar (3,3 persen). Hal tersebut merupakan pertama kalinya inflasi AS melandai dalam empat bulan terakhir.
Melemahnya inflasi inti tentu saja disambut gembira pelaku pasar di berbagai dunia. Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) melunak lebih cepat.
Sementara bagi Indonesia, melunaknya The Fed dapat membawa harapan akan masuknya capital inflow ke pasar domestik.
BERITA TERKAIT: