Menteri Kesehatan Vili Beros mengatakan beberapa orang mencari bantuan medis untuk "cedera yang diduga disebabkan oleh unsur kimia".
"Sebagian besar memiliki gejala ringan dan akan diperbolehkan pulang," kata Beros, seperti dikutip dari
Associated Press, Kamis (9/11).
Meskipun cukup mengkhawatirkan, Baros berpesan agar tidak panik dan tetap berhati-hati. Penyelidikan sementara menemukan dua kasus terkait langsung dengan konsumsi minuman tertentu, sementara sisanya masih dalam pemeriksaan.
Otoritas kesehatan telah bergerak cepat dan memerintahkan produk-produk yang "dicurigai" itu ditarik dari toko-toko, restoran, dan tempat lain.
Mereka tidak mengatakan produk mana yang ditarik, namun foto-foto di media sosial dari toko-toko menunjukkan bahwa produk tersebut adalah merek Coca-Cola.
Coca-Cola di Kroasia kemudian mengatakan pihaknya sementara menarik beberapa produknya, meskipun analisis internal mereka tidak menunjukkan adanya penyimpangan dalam produksi atau produk mereka.
Coca-Cola Co di Kroasia juga telah menawarkan kerja sama penuh dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan internal yang menunjukkan tidak ada perbedaan dalam produksi mereka, dan telah mengirimkan sampel untuk dianalisis.
Polisi dan kantor kejaksaan sedang menyelidikinya.
“Sampai saat itu tiba, rekomendasi umum kami adalah meminum air dari sistem pengairan, yang mana harus aman,” kata Beros.
Laporan dugaan keracunan muncul setelah seorang pria dirawat di rumah sakit pada akhir pekan di Pelabuhan Rijeka, Adriatik utara, setelah minum air kemasan bersoda di sebuah kafe. Pada Selasa (7/11), seorang mahasiswa terluka setelah dilaporkan meminum Coca-Cola.
Kedua insiden tersebut terkait dengan minuman yang diproduksi perusahaan Coca-Cola. Pria di Rijeka dikabarkan meminum Romerquelle Emotion Blueberry Delima dari botol kaca, sedangkan mahasiswa di Zagreb dikabarkan meminum Coca-Cola dari botol plastik yang diambilnya dari mesin di fakultasnya.
Kasus serupa lainnya telah dilaporkan sebelumnya pada Mei. Sebuah rumah sakit di Rijeka mengatakan pria tersebut dirawat karena luka kimia di kerongkongan.
“Itu mungkin merupakan bahan korosif dan kita perlu melihat apakah ada unsur tambahan dalam minuman tersebut,” kata Krunoslav Capak, kepala Institut Kesehatan Masyarakat Kroasia.
BERITA TERKAIT: