Berdasarkan data laporan keuangan Bukalapak yang dikutip pada Jumat (27/10) pendapatan neto marketplace terkemuka di Indonesia ini sebenarnya mengalami kenaikan senilai Rp 3,303 triliun atau mengalami pertumbuhan 28.94 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 senilai Rp 2,508 triliun.
Namun begitu, Bukalapak mencatatkan penumpukan kerugian atau defisit senilai Rp 8,12 triliun, atau 10,6 persen dibanding akhir tahun 2022 yang tercatat defisit sedalam Rp 7,344 triliun.
Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 2,49 triliun dari sebelumnya hanya Rp 1,81 triliun, beban penjualan dan pemasaran tercatat senilai Rp 434,79 miliar atau turun dari sebelumnya Rp 819,02 miliar.
Sedangkan beban umum dan administrasi tercatat senilai Rp 1,02 triliun turun dibandingkan sebelumnya senilai Rp 1,807 triliun.
Dari sisi neraca keuangan liabilitas jangka pendek, Bukalapak saat ini tercatat senilai Rp 752,607 miliar, jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan periode 31 Desember 2022 yang tercatat senilai Rp 808,805 miliar. Sedangkan liabilitas jangka panjang tercatat senilai Rp 89,1 miliar juga mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya senilai Rp 99,06 miliar.
BERITA TERKAIT: