Berbicara pada acara pelepasan ekspor ikan sarden dan tuna dalam kaleng yang dilaksanakan CV. Pasific Harvest di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (19/10), Agus menunjukkan bahwa produk ikan kalengan tanah air mampu menembus pasar internasional.
“Indonesia termasuk ke dalam 10 negara terbesar eksportir produk perikanan dalam kaleng di dunia,” kata Agus, seperti dikutip dari situs Kemenperin.
Menperin menyebutkan, terdapat 70 industri pengalengan ikan skala besar dengan total produksi sebesar 308.000 ton pada tahun 2022.
“Industri pengalengan ikan juga merupakan sektor padat karya yang telah menyerap tenaga kerja hingga 29.500 orang,” ungkapnya.
Secara khusus, Menperin memberikan apresiasi kepada CV Pasific Harvest yang gencar memperluas pasar ekspornya, termasuk ke negara-negara nontradisional, termasuk Jerman, Libia, dan negara-negara Afrika lainnya.
Menurut Agus, pengiriman produk pengalengan ikan dari Indonesia ke negara-negara tersebut menunjukkan bahwa produk industri nasional mampu bersaing dan dapat memenuhi persyaratan mutu yang ketat di Eropa dan negara-negara lain.
“Karena untuk bisa tembus ke Jerman saja itu tidak mudah, mereka punya standar yang sangat tinggi. Apalagi, standar di sektor makanan,” ujarnya.
CV. Pasific Harvest selama ini memproduksi ikan sarden dan tuna dengan kapasitas produksi sebanyak 24.000 ton per tahun, dan persentase ekspornya sebesar 65-80 persen.
BERITA TERKAIT: