Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance, Eko Listiyanto memaknai analisis yang dikeluarkan capital economics bimbingan Gareth Leather dkk menjadi tamparan keras bagi Badan Pusat Statistik (BPS).
Oleh karena itu, pihaknya memperingatkan BPS untuk mengambil langkah mengenai data yang dikeluarkan ekonom asal Inggris tersebut.
"Pesan saya harus semakin terbuka karena negara lain melihat kita. Begitu data-data itu semuanya di-
collect oleh mereka, dijadikan sebagai
second opinion katakanlah sebagai
leading indicator, sesungguhnya mereka men-
capture ekonomi Indonesia,†ungkap Eko di ITS Tower, Pasar Minggu, Jaksel, Kamis (7/11).
Namun, jika BPS tidak mau terbuka kepada masyarakat, hal itu akan menjadi bumerang bagi BPS dan dianggap tidak kredibel dalam mengelola data. Seperti yang terjadi di China, para ekonom dunia tidak percaya sama sekali dengan data keuangan yang digelontorkan negara tirai bambu tersebut.
“Kalau kita baca artikel di
Bloomberg, jelas sekali itu gambaran betapa ini era data, transparansi data, bagaimana mendapatkan data dan lain-lain," tandasnya.
BERITA TERKAIT: