Hal itu disampaikan oleh ekonom terkenal Nouriel Roubini saat berbicara dengan Bloomberg baru-baru ini.
Ia memperkirakan Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan melunak dari ancaman tarif terberatnya, yang mencakup tarif universal 10 persen hingga 15 persen atas barang-barang impor dari banyak negara, serta tarif 60 persen untuk China.
Kebijakan tarif tersebut adalah bagian dari rencana kampanye Trump. Di bawah skenario ini, ia memperkirakan PCE inti (indikator inflasi pilihan The Fed) dapat naik menjadi 4 persen pada akhir tahun, dari 2,6 persen pada Maret.
"Tarif Itu akan mengurangi pendapatan disposabel. Sentimen konsumen dan bisnis akan melemah," ungkapnya tentang prediksi resesinya, dikutip dari Bloomberg, Senin 12 Mei 2025.
Namun begitu, "Dr.Doom dari Wall Street" yang dikenal memiliki pandangan pesimistis terhadap pasar, kali ini justru terdengar cukup optimis dengan mengatakan bahwa resesi tersebut tidak akan terlalu dalam.
"Resesinya akan singkat dan dangkal karena kemudian The Fed akan memangkas suku bunga," ujarnya.
Profesor dari Universitas New York mengungkapkan bahwa orang paling berkuasa di dunia adalah para bond vigilantes; pelaku pasar yang menjual obligasi AS secara besar-besaran untuk menekan pemerintah agar menerapkan kebijakan fiskal yang lebih hati-hati.
Ia mengatakan, Trump mungkin akan dipaksa untuk meredam kebijakan perdagangannya oleh para bond vigilantes itu,
Ada kabar menyebutkan bahwa Trump kini sedang mengamati imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun. Trump juga sempat mengatakan bahwa ia memperhatikan pergerakan pasar obligasi sebelum mengumumkan penundaan tarif selama 90 hari pada April. Namun belakangan ia mengaku tidak mengkhawatirkan penurunan harga obligasi.
BERITA TERKAIT: