Nicke Fokus Kurangi Impor Dan Percepat Bangun Kilang

Sah Jadi Dirut Definitif Pertamina

Kamis, 30 Agustus 2018, 10:26 WIB
Nicke Fokus Kurangi Impor Dan Percepat Bangun Kilang
Nicke Widyawati/Net
rmol news logo Nicke Widyawati akhirnya ditetapkan menjadi Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Perempuan kelahiran Tasikmalaya tersebut menjamin, dirinya bebas dari kepentingan politik.

 Pengangkatan Nicke se­bagai Dirut definitif Pertamina dilakukan oleh Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kemente­rian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Harry Sampurno di Kantor Kementerian BUMN, di Jakarta, kemarin. Perem­puan lulusan Institut Teknologi Bandung itu sebelumnya hanya pelaksana tugas (Plt) Dirut Per­tamina.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyambut positif ter­pilihnya Nicke. Diharapkan­nya, Nicke bersama direksi baru Pertamina lainnya dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.

"Saya harapkan Pertamina semakin baik dan semakin efisien. Serta mengikuti perkem­bangan zaman dan mendukung upaya ketahanan energi," kata Jonan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjelaskan, Presiden Jokowi mempercayai Nicke duduk sebagai orang nomor satu di Pertamina melalui ber­bagai pertimbangan. Antara lain, Nicke dianggap sudah mengenal dalam internal Pertamina.

"Pertamina memerlukan sebuah tim yang solid dan bisa berbenah di internal. Pe­nunjukan Nicke diharapkan dapat membuat pembenahan bisa lebih tepat sasaran," kata Pramono.

Selain itu, lanjut Pramono, Presiden juga ingin Pertamina bisa lebih gesit lagi dan tidak bergantung pada pendanaan pemerintah. Pertamina bisa meningkatkan produksi minyak nasional yang saat ini masih belum sesuai target.

Pemerintah menargetkan produksi minyak nasional bisa mencapai 1 juta barel per hari (BPH). Namun, data Kemente­rian ESDM mencatat realisasi produksi minyak nasional di 2018 rata-rata hanya 773 ribu bph.

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) meminta Nicke fokus berinvestasi di dalam negeri. "Tidak perlu ke luar negeri dulu. Kuatkan dahulu sektor hulu di dalam negeri. Dari­pada Pertamina keluar, kuatkan dulu hulu di sini. Blok Rokan ambil alih, Mahakam sudah diambilalih, nanti di Papua juga ada," pinta JK.

Selain itu, JK menyebutkan banyak kebutuhan terkait in­frastruktur di dalam negeri yang memerlukan peran Pertamina.

Paparin Program

Nicke mengungkapkan, ada tiga fokus utama yang akan dijalankannya selama menjadi pimpinan Pertamina.

Pertama, berupaya mengu­rangi impor. Hal itu merupakan salah satu amanah pemerin­tah kepadanya. "Kami ingin implementasinya harus ter­jadi semester kedua ini," kata Nicke.

Kedua, mempercepat pembangunan kilang. Menurut Nicke, pada tahun ini akan mulai dilakukan pembangu­nan kilang Balikpapan. Saat ini, pihaknya tengah melaku­kan lelang untuk pembangunan Refinery Development Mas­ter Plan (RDMP) Balikpapan dan ditargetkan rampung pada Oktober 2018. Dan, ketiga mem­percepat penerapan implemen­tasi campuran Biodiesel 20 persen (B20).

"Kami inginkan penerapan biodiesel harus bisa dilakukan tahun ini," imbuhnya.

Apalagi, lanjut Nicke, Per­tamina satu-satunya badan usaha yang diminta pemerintah untuk menyalurkan BBM jenis Solar yang dicampur dengan Biodiesel 20 persen.

Nicke menepis rumor dirinya terpilih karena alasan politik. "Saya tidak memiliki kepentingan politik apa pun di Pertamina. Saya tidak berpolitik. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Pertamina," te­gasnya.

Selain itu, Nicke memastikan pihaknya juga akan melak­sanakan fungsi utama Pertamina dengan baik. Yakni, menjaga dan menjamin ketrsediaan energi nasional dengan harga yang terjangkau. Karena itu, dirinya akan fokus dalam peningkatan kapasitas produksi dan kilang yang dimiliki serta mebangun jaringan infrastruktur.

Tiga Direksi Baru

Selain mengangkat Nicke, Kementerian BUMN juga mengangkat dua direksi baru. Yaitu, mengangkat Koewiranto Kushartanto sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM). Sebelumnya Kewiranto Direk­tur SDM Jasa Marga. Selain itu, memberhentikan Syamsu Alam sebagai Direktur Hulu Pertamina. Dan menggantinya dengan Dharmawan H Samsu.

Deputi Bidang Usaha Per­tambangan, Industri, Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menjelaskan, pengangkatan direksi baru ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

"Susunan baru direksi Pertamina sudah mulai efektif hari ini (kemarin)," ungkap Fajar.

Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng berharap, ke de­pan tidak ada bongkar pasang posisi jabatan Dirut Pertamina. Karena, gonta-ganti pemimpin bisa mempengaruhi kinerja Pertamina.

"Maka saya atas nama De­wan Komisaris, tolong supaya Dirut Definitif ini tidak diganti-ganti. Seharusnya masa jabatan Direksi BUMN adalah selama lima tahun," ujarnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA