Pengangkatan Nicke seÂbagai Dirut definitif Pertamina dilakukan oleh Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media KementeÂrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Harry Sampurno di Kantor Kementerian BUMN, di Jakarta, kemarin. PeremÂpuan lulusan Institut Teknologi Bandung itu sebelumnya hanya pelaksana tugas (Plt) Dirut PerÂtamina.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyambut positif terÂpilihnya Nicke. DiharapkanÂnya, Nicke bersama direksi baru Pertamina lainnya dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
"Saya harapkan Pertamina semakin baik dan semakin efisien. Serta mengikuti perkemÂbangan zaman dan mendukung upaya ketahanan energi," kata Jonan kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjelaskan, Presiden Jokowi mempercayai Nicke duduk sebagai orang nomor satu di Pertamina melalui berÂbagai pertimbangan. Antara lain, Nicke dianggap sudah mengenal dalam internal Pertamina.
"Pertamina memerlukan sebuah tim yang solid dan bisa berbenah di internal. PeÂnunjukan Nicke diharapkan dapat membuat pembenahan bisa lebih tepat sasaran," kata Pramono.
Selain itu, lanjut Pramono, Presiden juga ingin Pertamina bisa lebih gesit lagi dan tidak bergantung pada pendanaan pemerintah. Pertamina bisa meningkatkan produksi minyak nasional yang saat ini masih belum sesuai target.
Pemerintah menargetkan produksi minyak nasional bisa mencapai 1 juta barel per hari (BPH). Namun, data KementeÂrian ESDM mencatat realisasi produksi minyak nasional di 2018 rata-rata hanya 773 ribu bph.
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) meminta Nicke fokus berinvestasi di dalam negeri. "Tidak perlu ke luar negeri dulu. Kuatkan dahulu sektor hulu di dalam negeri. DariÂpada Pertamina keluar, kuatkan dulu hulu di sini. Blok Rokan ambil alih, Mahakam sudah diambilalih, nanti di Papua juga ada," pinta JK.
Selain itu, JK menyebutkan banyak kebutuhan terkait inÂfrastruktur di dalam negeri yang memerlukan peran Pertamina.
Paparin Program Nicke mengungkapkan, ada tiga fokus utama yang akan dijalankannya selama menjadi pimpinan Pertamina.
Pertama, berupaya menguÂrangi impor. Hal itu merupakan salah satu amanah pemerinÂtah kepadanya. "Kami ingin implementasinya harus terÂjadi semester kedua ini," kata Nicke.
Kedua, mempercepat pembangunan kilang. Menurut Nicke, pada tahun ini akan mulai dilakukan pembanguÂnan kilang Balikpapan. Saat ini, pihaknya tengah melakuÂkan lelang untuk pembangunan Refinery Development MasÂter Plan (RDMP) Balikpapan dan ditargetkan rampung pada Oktober 2018. Dan, ketiga memÂpercepat penerapan implemenÂtasi campuran Biodiesel 20 persen (B20).
"Kami inginkan penerapan biodiesel harus bisa dilakukan tahun ini," imbuhnya.
Apalagi, lanjut Nicke, PerÂtamina satu-satunya badan usaha yang diminta pemerintah untuk menyalurkan BBM jenis Solar yang dicampur dengan Biodiesel 20 persen.
Nicke menepis rumor dirinya terpilih karena alasan politik. "Saya tidak memiliki kepentingan politik apa pun di Pertamina. Saya tidak berpolitik. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Pertamina," teÂgasnya.
Selain itu, Nicke memastikan pihaknya juga akan melakÂsanakan fungsi utama Pertamina dengan baik. Yakni, menjaga dan menjamin ketrsediaan energi nasional dengan harga yang terjangkau. Karena itu, dirinya akan fokus dalam peningkatan kapasitas produksi dan kilang yang dimiliki serta mebangun jaringan infrastruktur.
Tiga Direksi Baru Selain mengangkat Nicke, Kementerian BUMN juga mengangkat dua direksi baru. Yaitu, mengangkat Koewiranto Kushartanto sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM). Sebelumnya Kewiranto DirekÂtur SDM Jasa Marga. Selain itu, memberhentikan Syamsu Alam sebagai Direktur Hulu Pertamina. Dan menggantinya dengan Dharmawan H Samsu.
Deputi Bidang Usaha PerÂtambangan, Industri, Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menjelaskan, pengangkatan direksi baru ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Susunan baru direksi Pertamina sudah mulai efektif hari ini (kemarin)," ungkap Fajar.
Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng berharap, ke deÂpan tidak ada bongkar pasang posisi jabatan Dirut Pertamina. Karena, gonta-ganti pemimpin bisa mempengaruhi kinerja Pertamina.
"Maka saya atas nama DeÂwan Komisaris, tolong supaya Dirut Definitif ini tidak diganti-ganti. Seharusnya masa jabatan Direksi BUMN adalah selama lima tahun," ujarnya. ***
BERITA TERKAIT: