Direktur Operasional PT Garuda, Triyanto Moeharsono mengungkapkan, langkah yang dilakukan Garuda menghadapi arus mudik tahun ini dengan menambah kapasitas bangku sebanyak 67.000 seat. PenamÂbahan bangku sementara ini dilakukan berdasarkan perhiÂtungan tahun lalu. "Sementara ini penambahan dimulai pada tanggal 8 hingga 24 Juni 2018. Angka pengguna pesawat pada musim mudik memang selalu naik tiap tahunnya," katanya.
Direktur Utama Garuda IndoÂnesia Pahala Mansury menamÂbahkan, nanti total akan tersedia 150.510 bangku dari extra flight tersebut, atau meningkat 26 persen dibandingkan extraflight Tahun 2017 yang berasal dari 604 extra flight.
Direktur Utama Citilink JuÂliandra Nurtjahjo mengatakan, untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pihaknya juga meÂnambah frekuensi penerbangan. Tapi penambahan secara khusus hanya untuk rute-rute favorit. "Di peak season kita tambah 480 flight ke kota-kota favorit, jadi total 86.400 seat yang ditaÂmbah," terangnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan, pertumbuhan arus mudik 2018 pengguna transportasi udara sekitar 8,4 hingga 9 persen. Guna mengantisipasi pertumbuhan tersebut, Menhub memiliki sejumlah langÂkah. Caranya dengan menambah slot, penggunaan pesawat berbaÂdan lebar untuk tujuan tertentu, mengoperasikan bandara hingga pukul 24.00 malam, dan ramp check terhadap semua pesawat udara. "Kami sudah persiapkan antisipasi mudik ini sejak bulan Januari sudah mengumpulkan stakeholder dan mempersiapkanÂnya agar lebih baik," ucap Budi.
Basarnas Siap "Tempur"
Ritual mudik 2018 membuat semua penyelenggara negara bersiap penuh. Termasuk LemÂbaga Pemerintah NonkementeÂrian Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
"Mulai tahun kemarin BasarÂnas diminta Kementerian PerÂhubungan bersinergi dengan institusi lain dalam penanganan arus mudik Lebaran. Senin (28/05) ada raker pemaparan Basarnas di DPR, salah satunya, soal kesiapan mudik," tutur Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi di Jakarta, akhir pekan.
Dijelaskan, Basarnas bakal mendirikan pos SAR dan meÂnempatkan personel terlatih di sepanjang jalur mudik, terutama di titik/wilayah rawan. "Salah saÂtunya (Pos) ada di Cipali KM 162, kami juga siapkan pos di daerah penyeberangan Gilimanuk mauÂpun Bakahuni," papar Syaugi.
Tak hanya itu, pihaknya juga meÂnyiagakan dan siap mengerahkan kapal SAR dan Helikopter. HeÂlikopter tersebut standby di Batam, Semarang, Bali dan Jakarta. HeÂlikopter disiapkan untuk memperÂmudah operasi dan mempercepat proses evakuasi jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Mantan Dirjen Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan ini mengatakan, sejumlah latihan juga sudah dilakukan Basarnas, termasuk penyelamaÂtan korban. Dengan kesiagaan itu, Basarnas berharap kenyamanan, keamanan serta keselamatan dapat dirasakan oleh masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik. Meski diakuinya, BasarÂnas tak punya tugas melakukan pencegahan, lembaganya baru bisa bekerja melakukan pertoÂlongan di saat ada korban jiwa atau ada orang hilang akibat kecelakaan atau bencana.
"Diminta atau tidak, kami memang harus selalu hadir di saat ada bencana, itu perinÂtah Undang-undang. Nah soal mudik, tentu seluruh sumber daya baik manusia maupun peralatan disiagakan demi keamanan, keselamatan dan kenyamanan masyarakat yang akan melakuÂkan tradisi mudik," katanya.
Diceritakan, selama mengabdi di Basarnas, ada 10 hingga 17 laporan kejadian per hari di seluÂruh Indonesia. Mulai dari kasus orang tenggelam, mati disutet, tergencet kendaraan, bahkan kasus tertimpa longsoran tanah. "Kami ingin meningkatkan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat meski kami tidak punya tugas pencegahan. Hal ini juga berlaku bagi warga negara asing saat melakuÂkan kunjungan /sedang menikmati liburan kelokasi wisata di IndoneÂsia," tutup Syaugi. ***
BERITA TERKAIT: