Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tembakau di Indonesia sehingga para petani mendapatkan banyak manfaat dan keuntungan.
"Saya sudah bermitra dengan Sampoerna kurang lebih sekitar empat tahun. Banyak sekali manfaat positif yang saya rasakan. Melalui kemitraan, proses penanaman tembakau hingga panen menjadi lebih baik," tutur Siswanto, petani tembakau asal Dusun Bangkit, Kecamatan Eramoko, Kabupaten Wonogiri.
Menurut Siswanto, sebelum Sampoerna membawa program kemitraan ke daerahnya, tembakau bukan menjadi komoditi sektor pertanian yang penting dan diandalkan. Kini, tembakau menjadi salah satu komoditas yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
"Yang mendapatkan keuntungan di sini bukan hanya petani tetapi masyarakat juga. Kami bisa merekrut tenaga kerja untuk membantu kegiatan petani tembakau," jelasnya.
Siswanto menambahkan, program kemitraan memberikan ilmu dan pengetahuan bercocok tanam yang baik kepada para petani tembakau. Selain memberikan pendampingan untuk menghasilkan produksi tembakau yang berkualitas tinggi, Sampoerna melalui perusahaan pemasok tembakaunya juga menyerap seluruh hasil tembakau petani sehingga kesejahteraan hidup mereka meningkat.
Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Soeseno menyambut positif program kemitraan yang dijalankan oleh industri.
"Program kemitraan membawa dampak positif bagi petani. Program ini bisa mempermudah akses petani kepada pasar dan ada jaminan petani tembakau terserap," pungkasnya.
Soeseno mengatakan, masih banyak petani yang mengolah lahan tembakaunya secara tradisional. Mereka belum mendapatkan wawasan dalam penerapan teknologi. Padahal, teknologi dan cara bertani yang tepat mampu meningkatkan produksi tembakau. Oleh karena itu, pendampingan dari perusahaan mitra dibutuhkan.
Ia berharap, program kemitraan ini bisa diperluas sehingga semakin banyak petani tembakau yang bergabung.
Program kemitraan ini pun sudah dijalankan di beberapa kota penghasil tembakau di Indonesia seperti di Jawa Timur yakni Madura, Jember, Bondowoso dan Lumajang serta wilayah sekitar Jawa Tengah yakni Rembang, Wonogiri, dan Purwodadi.
"Kami memperkenalkan teknologi dan praktik terbaik di bidang pertanian. Misalnya, mulai dari teknik pembakaran dengan sistem rocket barn yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar hingga 16 persen hingga alat aplikasi penghambat tunas yang mampu menghemat waktu pengerjaan hingga lebih dari 60 persen," terang
Leaf Agronomy Manager Sampoerna, Bakti Kurniawan.
[wid]
BERITA TERKAIT: