Produsen Ngeluh Susah Bangun Pabrik Kabel

Regulasi Berbelit, Harga Tanah Mahal

Jumat, 15 September 2017, 09:00 WIB
Produsen Ngeluh Susah Bangun Pabrik Kabel
Foto/Net
rmol news logo Produsen kabel mengeluhkan sulitnya membangun pabrik di Indonesia. Alasannya, regulasi pemerintah yang kurang men­dukung hingga harga tanah yang dinilai terlalu mahal membuat investor mikir-mikir bangun pabrik kabel di Indonesia.

Ketua Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel) Noval Ja­malullail mengatakan, Indonesia sudah sangat tertinggal jauh dari negara lain, khususnya China dalam hal pembangunan pabrik kabel. "Di China sudah ratusan, tapi di sini baru puluhan pabrik kabel yang terbangun," ujarnya kepada Rakyat Merdeka di Ja­karta, kemarin.

Saat ini sudah mulai banyak investor yang berniat memban­gun pabrik kabel di Indonesia. Investornya berasal dari dalam dan luar negeri. "Tapi karena regulasi dan harga tanah yang mahal membuat mereka mikir-mikir lagi," katanya.

Menurutnya, regulasi yang ada saat ini belum terlalu men­dukung pertumbuhan pabrik kabel di Indonesia. "Di China pemerintahnya mendukung dengan memberikan banyak insentif. Tapi kalau disini tidak," ungkap Noval.

Ia mengungkapkan, pemerin­tah juga perlu menyiapkan lahan khusus untuk pabrik kabel. "Ka­lau harus membangun pabrik di Cikarang saja contohnya, itu kemahalan disana. Investor pabrik kabel sebaiknya dikasih lahan khusus," ujarnya.

Ia menegaskan, pemerintah harus memberikan perhatian lebih terhadap industri kabel. Apalagi, kata Noval, pemerintah tengah menggenjot pembangu­nan infrastruktur. "Permintaan kabel terutama fiber optik terus meningkat karena pemerintah tengah menyiapkan pembangu­nan Palapa Ring," tuturnya.

Global Portfolio Director Messe Dusseldorf Friedrich-Georg Keh­rer mengatakan, industri kabel di Indonesia akan terpengaruh oleh meningkatnya kebutuhan serat optik nasional. Hal itu seiring dengan pengerjaan proyek na­sional seperti Palapa Ring, proyek kabel serat optik bawah laut dan permintaan koneksi koneksi broadband rumah tangga.

"Akan ada fokus yang lebih kuat lagi pada kabel fiber optik. Messe Düsseldorf mengambil langkah ini untuk merespons meningkatnya penggunaan fiber optik di sektor energi, konstruksi dan komunikasi," katanya.

Perluas Jaringan


Noval menambahkan, untuk meningkatkan penjualan, pro­dusen kabel lokal terus mem­perluas jaringan bisnis. Salah satunya dengan ikut pameran Wire and Tube di Jerman pada 2018. Pameran diikuti oleh lebih dari 2.600 exhibitor.

"Kami akan bertemu dan share informasi soal industri kawat, kabel dan pipa Indonesia dengan industri dunia," tukasnya.

Pameran akan memamerkan inovasi teknologi terkini. Mulai dari menampilkan inovasi dan tren mesin prosesing automasi berkinerja tinggi untuk industri kawat, kabel dan pipa dunia di atas lahan seluas 110 ribu meter persegi (m2). ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA