"Kita lupa bahwa petani akan mendapatkan keuntungan yang besar itu sebetulnya dari proses bisnisnya, dari proses agrobisnisnya. Bukan karena di
on farm-nya, bukan karena di sektor budidayanya," kata Jokowi saat melakukan raÂpat terbatas membahas upaya peningkatan kesejahteraan petani di Jakarta.
Hadir dalam rapat ini, perÂwakilan kepala daerah dan seÂjumlah pengurus Koperasi.
Jokowi meminta agar para petani mengubah pola pikirnya. Dia berharap, para petani memiliki aplikasi-aplikasi produksi dan penggilingan-penggilingan modern. Menurutnya, peralatan tersebut tidak terlalu mahal. Dia yakin, perbankan mau memberikan pinjaman ke petani untuk membeli peralatan tersebut sepanjang pengajuan dan hitungannya masuk akal.
Dengan memiliki peralatan yang memadai, lanjutnya, petani bisa menjadi pelaku usaha mandiri dengan terjun ke dunia agrobisnis.
"Pasca-panen, kalau beras misalnya ke tepung. Proses-proses bisnis, agrobisnis, seperti ini lah yang sebetulnya akan memberikan nilai tambah yang besar," tuÂturnya.
Selain itu, Jokowi menÂdorong petani untuk memÂbuat kelompok usaha besar. Petani harus mulai berpikir mengembangkan manajemen modern.
"Dengan cara mengelola industri dengan manajemen modern, memasarkan produk lewat online store ke konÂsumen, ke industri retail, dari sini nanti akan menguntungÂkan petani," katanya.
Sementara itu, Menteri PerÂtanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta, seluruh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) melek teknologi dan media sosial. Tujuannya, agar bisa dengan mudah meÂnyebarkan penyuluhan dan perkembangan informasi terÂkini terkait dengan pertanian ke petani dengan cepat.
"Dari pengalaman keliling ke berbagai daerah, saya meliÂhat masih banyak juga petani dan masyarakat yang belum mengetahui apa saja kemajuan sektor pertanian dalam negeri. Oleh karena itu, menguasai teknologi mutlak diperlukan," ungkapnya. ***
BERITA TERKAIT: