Setelah Sri Mulyani Tantrum, JP Morgan Revisi Peringkat Surat Utang Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Selasa, 17 Januari 2017, 07:10 WIB
Setelah Sri Mulyani Tantrum, JP Morgan Revisi Peringkat Surat Utang Indonesia
Ilustrasi/Net
rmol news logo Setelah diputus kontraknya oleh Kementerian Keuangan RI pada awal Januari lalu, bank investasi JP Morgan menaikkan kembali peringat surat utang Indonesia, dari underweight menjadi neutral.

Dalam keterangan JP Morgan seperti dikutip dari BBC disebutkan bahwa mereka mengubah peringkat surat utang itu karena apa yang mereka khawatirkan sebelumnya tidak terjadi.

Dalam riset di pertengahan November 2016, JP Morgan menurunkan peringkat surat utang RI dari overweight menjadi underweight. Penurunan dua tingkat ini dipicu oleh kekhawatiran perubahan konsentrasi pasar keuangan menyusul kemenangan Donald Trump dalam pilpres AS.

Menteri Keuangan RI marah atas penurunan itu, dan memutuskan kerjasama dengan JP Morgan terhitung pada tanggal 1 Januari 2017.

"Penurunan taktis yang kami lakukan dua bulan lalu didorong oleh risiko dari penampilan yang tidak memadai Indonesia di Asia Pasifik, tidak termasuk Jepang," ujar JP Morgan dalam keterangannya.

Manuver Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memutuskan hubungan dengan JP Morgan dipandang sebagai sebuah sikap berlebihan dan dipertanyakan kalangan investor.

Dalam salah satu artikelnya, Wall Street Journal mengatakan, pemerintah Indonesia selalu membantah penilaian-penilaian negatif mengenai pondasi ekonomi Indonesia, dan sebaliknya kerap memberikan proyek kepada lembaga keuangan yang membuat penampilan ekonomi Indonesia lebih kinclong.

Praktik ini sudah menjadi semacam rahasia umum, dan itu sebabnya investor selalu memberikan diskon besar terhadap performa ekonomi Indonesia yang dirilis oleh lembaga-lembaga keuangan.

Revisi peringkat surat utang Indonesia oleh JP Morgan, dari turun dua tingkat menjadi turun satu tingkat bisa dipandang sebagai efek dari tantrum Sri Mulyani.

Tantrum adalah istilah yang digunakan WSJ dalam artikel pekan lalu (Kamis, 12/1).

Namun demikian, perubahan peringkat itu terkesan basa-basi dan tidak mengubah fundamental ekonomi Indonesia yang defisit dan utang yang semakin besar. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA