Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono menjelaskan, pertumbuhan yang cukup signifikan tersebut juga disertai dengan peningkatan investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai angka Rp 20 triliun.
Menurutnya, meski pertumbuhan industri mengalami peningkatan yang cukup signifikan, Indonesia masih harus mengimpor hampir 80 persen bahan baku untuk industri farmasi. Sebab itu, Kemenperin akan terus mendorong upaya-upaya substitusi bahan baku impor dengan melibatkan berbagai institusi mulai dari perguruan tinggi, peneliti, dan industri.
"Kerja sama antara India dan Indonesia dalam upaya peningkatan sumber daya manusia maupun penelitian sebagaimana yang dihasilkan dari kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi Widodo ke India yang didampingi menteri perindustrian akan sangat menjanjikan. Mengingat India adalah negara yang maju di bidang farmasi dan merupakan salah satu negara utama yang mengimpor obatan-obatan dari Indonesia," jelas Achmad dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (14/12).
Diketahui, pada 12 Desember lalu, Presiden Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke India. Jokowi berharap kunjungan tersebut dapat menjalin kerja sama perdagangan dan investasi yang lebih signifikan.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang turut serta dalam kunjungan menyampaikan salah satu hasil pertemuan, salah satunya dalam rangka untuk memperbaiki sektor industri farmasi nasional. Menteri Airlangga juga menegaskan bahwa pemerintah Indonesia dan India akan mendorong adanya pertukaran expert dan penguatan pelatihan vokasi di sektor industri farmasi.
[wah]
BERITA TERKAIT: