Pertamina Harus Bebas Intervensi Jika Ingin Mendunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 07 Desember 2016, 17:06 WIB
rmol news logo Sejumlah syarat penting menjadi modal dasar agar PT Pertamina (Persero) bisa menjadi perusahaan energi kelas dunia. Di antaranya, Pertamina harus bebas intervensi oleh pihak-pihak lain.

Negara penghasil minyak dan gas bumi lain, seperti Malaysia, Brasil, Thailand, dan Norwegia, hanya dalam waktu 20 tahun berhasil menjadikan perusahaan migas nasionalnya berkelas dunia.

Predikat tersebut dapat dicapai berdasarkan kesadaran bahwa energi dari migas sangat strategis dan perlu punya BUMN migas berkelas dunia untuk dapat menjamin kesinambungan pasokan dan mengamankan ketahanan energi.

Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Komisi VI DPR Inas Nasrullah Zubir di Jakarta, Rabu (7/12).

"Kalau masih diobok-obok terus oleh pejabat negara yang punya kepentingan personal atau golongan jangan harap Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia," katanya.

Inas memaparkan, selama ini publik tahu bahwa Pertamina harus menghadapi berbagai intervensi operasional di samping tidak konsistennya sikap pemegang saham/pemerintah untuk mendukung Pertamina. Pada sisi lain, lanjut Inas, pihaknya juga mendorong Pertamina untuk terus meningkatkan kapasitas pengolahan minyak.

"Umumnya NOC (national oil company) memiliki kapasitas storage dua kali kebutuhan nasionalnya. Ini yang harus didorong ke Pertamina," ujarnya.

Menteri BUMN Rini Soemarno pernah menjelaskan, dalam 2-3 tahun ini kinerja keuangan Pertamina masih cukup baik, bahkan tergolong kuat, sehingga, memiliki kemampuan untuk menopang bisnisnya di luar negeri.

"Cash flow_ Pertamina sangat kuat. Selain itu ada masukan modal di sejumlah proyek, jadi saya kira tidak ada masalah," katanya.

Seperti diketahui, Pertamina lewat anak usaha, PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP), sudah membukukan keberhasilan dengan beroperasi di tiga negara, yakni  Aljazair, Irak, dan Malaysia. Dari ketiga negara tersebut Pertamina memperoleh produksi 120 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD).

Sedang dijajaki pula kerja sama  di Afrika Barat, Timur Tengah, dan Asia Barat. Lebih detail, ada pula rencana kerja sama mengelola blok migas dengan Rosneth di Rusia.

Selain itu, kerja sama mengelola blok migas di Iran juga dimatangkan. Blok-blok yang diincar Pertamina setidaknya punya cadangan minyaknya minimal 50 juta barel dan produksi di atas 35 ribu barel per hari.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA