Dalam pameran ini dilibatkan kalangan kreatif seperti para pembuat komik, animasi, fotografer, dan videomaker, serta para ahli komunikasi. Pameran menampilkan Peradaban Kekar Tiang yakni situs-situs di seluruh Indonesia yang menggunakan batuan columnar joint.
Batu berukuran panjang dengan penampang umumnya segilima tersebut ternyata digunakan pada hampir seluruh peradaban besar di Indonesia, misalnya di Situs Gunung Padang, Situs Pelabuhan Ratu, Situs Batu Naga, Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sriwijaya, percandian di Dieng, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Banten, dan masih banyak lagi mulai dari Aceh sampai Papua.
Dalam lintasan peradaban bangsa Indonesia, batuan Kekar Tiang digunakan untuk membuat bangunan megalitik, tugu, monumen, sampai prasasti.
Selain pameran, juga ada presentasi dan diskusi berjudul "Situs Gunung Padang dan Peradaban Kekar Tiang Indonesia" dengan menghadirkan arkeolog Dr. Ali Akbar sebagai pembicara.
Dr. Ali Akbar menyampaikan perkembangan riset terkini seperti hasil teknologi sensor jarak jauh menggunakan cahaya laser atau Light Detection and Ranging (LIDAR), hasil uji laboratorium mineralogi dan metalurgi batuan, dan masih banyak lagi.
"Situs berusia 5.200 Sebelum Masehi ini ternyata berada pada jalur emas prasejarah," kata Dr. Ali Akbar.
Dijelaskannya pula, situsnya itu sendiri tidak mengandung emas, tetapi masyarakat masa prasejarah menempatkan situs-situs megalitik dekat dengan sumber emas.
Pola seperti ini terlihat dalam pemilihan dan penempatan situs-situs megalitik mulai dari pulau Sumatera sampai pulau-pulau lain di timur Indonesia
.[wid]
BERITA TERKAIT: