Kerjasama yang dijembatani South East Asia Ministers of Education for Open Learning Center (Seamolec) tersebut meliputi program gelar ganda (double degree program), pemagangan dan penempatan kerja bagi para lulusan Politeknik St. Paulus Surakarta.
Demikian dijelaskan Direktur Pengembangan dan Kerjasama Politkenik St. Paulus, David Maharya Ardyantara. Dalam penandatanganan tersebut, Universitas Chengdu diwakili oleh Zhang Dongye selaku International Division dan Zhang Ziaoqian selaku Direktur Chengdu Textile College. Politeknik St. Paulus merupakan salah satu dari 70 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia yang melakukan kerjasama dengan universitas tersebut.
"Ke-70 perguruan tinggi sepakat untuk membentuk konsorsium dan juga China Corner," terang David.
Terkait dengan konsorsium, jelas David, Politeknik St. Paulus Surakarta ditunjuk sebagai koordinator untuk wilayah Solo Raya yang dikoordinasi oleh Kandi Firman Said selaku IT Head Politeknik St. Paulus. Konsorsium meliputi business center, Care Giver (Pengasuh Lansia) dan industri kreatif. Sementara China Corner dibentuk sebagai jembatan maya dalam transfer ilmu serta teknologi dari perguruan tinggi Tiongkok dan Indonesia.
"Kerjasama ini dilatarbelakangi dengan munculnya Tiongkok sebagai negara terkuat kuat di Asia di samping Jepang dan Korea Selatan khususnya dalam bidang teknologi, investasi serta tenaga ahli," terangnya melalui siaran pers.
Setiap tahunnya Tiongkok mengirim 40 ribu mahasiswa ke seluruh penjuru dunia untuk menuntut ilmu. Hal tersebut dijadikan acuan bagi peningkatan mutu dan kualitas tata kelola akademik oleh Politeknik Santo Paulus Surakarta.
Lebih lanjut David menyebutkan, kerjasama dengan Tiongkok ini diperlukan dan relevan bagi perguruan tinggi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) serta dalam menghadapi persaingan dengan perguruan tinggi asing yang mulai masuk Indonesia pada 2017.
[wid]
BERITA TERKAIT: