Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Belanda Mitra Strategis Indonesia untuk Bisnis Kelapa Sawit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 04 September 2015, 15:23 WIB
Belanda Mitra Strategis Indonesia untuk Bisnis Kelapa Sawit
rmol news logo Menteri Perindustrian Saleh Husin bersama delegasi pengusaha Indonesia menghadiri acara "Forum Bisnis dan Investasi Industri Hilir Kelapa Sawit" yang diselenggarakan pada tanggal 3-4 September 2015 di Rotterdam, Belanda. Dalam kesempatan itu, Menperin yang memimpin delegasi Indonesia mempromosikan peluang bisnis sawit dan menarik investasi industri hilir.

"Belanda telah lama menjadi mitra strategis Indonesia untuk bisnis kelapa sawit. Kota Rotterdam menjadi hub penting karena ekspor utama CPO ke Eropa dikirim melalui Pelabuhan Rotterdam,” kata Menperin Saleh Husin sembari menyebutkan pasar Uni Eropa menyerap lebih dari 20 persen ekspor CPO asal Indonesia dan produk turunannya.

Delegasi Indonesia yang dipimpin Menperin terdiri dari Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian serta perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), asosiasi industri, produsen hilir kelapa sawit, dan LSM lingkungan.

Kemenperin berjanji akan melakukan yang terbaik untuk membantu investor ketika memutuskan untuk berinvestasi di bidang industri hilir kelapa sawit. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung investasi di industri hilir kelapa sawit melalui beberapa upaya seperti mempertahankan kebijakan makro yang stabil dengan didukung stabilitas nasional yang dinamis, dan penerapan deregulasi bila diperlukan.

Bahkan, kata Menperin, kegiatan ini mendiseminasikan bahwa bisnis perkelapasawitan hulu-hilir di Indonesia telah memenuhi ISPO dan RSPO; yang diberlakukan wajib dan diawasi ketat untuk memastikan ketelusuran (traceability) dan keberlanjutan (sustainability).

"Terdapat dua prinsip dalam pengembangan industri hilir kelapa sawit nasional, yaitu sustainability and traceability. Kedua prinsip tersebut membutuhkan pengembangan teknologi dan investasi dari negara kawasan yang telah mengembangkan teknologi industri secara gemilang, salah satunya adalah Uni Eropa," tuturnya.

Di samping itu, Menperin mengatakan, target investasi industri hilir yang dipromosikan oleh Kementerian Perindustrian adalah produk hilir minyak sawit bernilai tambah tinggi yang meliputi: (1) Oleo food: minyak goreng sawit, minyak salad, margarine, shortening, lemak padatan, lemak substitusi cokelat, ice cream fat, vegetable ghee, dsb; (2) Oleo kimia: asam lemak, alkohol lemak, sabun, toiletries, kosmetik, glycerine dsb; (3) Energi terbarukan: biodiesel, bioethanol, bio jet fuel, biomass, dsb.

Menperin menegaskan, program hilirisasi industri kelapa sawit sangat relevan dengan program Nawa Cita yaitu Mewujudkan bangsa yang berdaya saing” melalui pembangunan ekonomi industri berbasis hasil perkebunan kelapa sawit, yang pada umumnya berada di luar Jawa dan daerah perbatasan.

Saleh Husin juga mengakui, delegasi Indonesia yang dipimpinnya juga membuka diri untuk berdiskusi dengan pengusaha Belanda dan Uni Eropa tentang perekonomian Indonesia terkini. Saya yakin pasti para investor dan pengusaha ingin tahu lebih jauh tentang kebijakan pemerintah Indonesia, termasuk soal paket kebijakan stimulus ekonomi,” ujarnya.

Untuk itu, dia menegaskan, pemerintah sangat serius dalam penyusunan dan implementasi paket stimulus ini. Salah satunya ialah tentang deregulasi investasi sektor industri dan perdagangan yang diharapkan memompa aktivitas ekonomi nasional.

Justru ini kesempatan emas untuk menjelaskan dan meyakinkan rekan-rekan investor. Juga menunjukkan konsistensi bahwa pemerintah dan dunia usaha sangat fokus menjaga iklim investasi. Kita tunggu detail paket stimulus dan akan segera disosialisasikan,” ulasnya.

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Tahun 2014, produksi minyak sawit mentah Indonesia, terdiri crued palm oil/CPO dan palm kernel oil/PKO, mencapai 35 juta ton dan diperkirakan terus meningkat hingga 45 juta ton pada tahun 2020.

Selain untuk pasar domestik, Indonesia juga mengapalkan produk perkebunan ini ke pasar ekspor. Sepanjang tahun 2014 saja, volume ekspor minyak sawit mentah dan produk hilir seperti oleofood, oleokimia, dan biodiesel mencapai lebih dari 23 juta ton.

Selama kurun waktu 2010 - 2015, kelapa sawit merupakan salah satu ikon ekspor nasional, yang merupakan komoditas ekspor terbesar kedua dari Indonesia. Hal ini menjadi potensi besar bagi Indonesia sebagai pusat industri hilir kelapa sawit. Hilirisasi ini juga menjadi andalan pengembangan serta penguatan industri nasional. Selain itu menarik lebih banyak investasi dan menciptakan nilai tambah kelapa sawit di dalam negeri. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA