"Menurunnya jumlah petani disebabkan, banyak para pemilik tanah sudah tidak mampu lagi menjadi petani, mereka pindah ke kota jadi ruh dan tukang ojek," ungkap Kepala Besar Pelatihan Pertanian Lembang 9 Muchransyah Ahmad dalam diskusi di Gedung Juang 45, Jakarta, Kamis (4/9).
Menurutnya, petani pemilik lahan terpaksa menjual lahannya karena minimnya perhatian terhadap sektor ini dari pemerintah. Bukan saja dukungan infrastruktur, sampai pupuk pun kadang sulit didapat.
"Lahan pertanian juga sangat sempit sehingga tidak mencukupi kehidupan mereka, dan banyaknya alih fungsi lahan," kata Ahmad.
Dia menambahkan, akibat minimnya perhatian pemerintah, para petani selama ini hanya sekedarnya menggarap lahan, tanpa memikirkan peningkatan produksi karena ketiadaan modal.
"Jadi, di lahan pertanian sarana dan prasarana seperti irigasi, DAM itu sangat minim," beber Ahmad.
Karena itu, dia berharap pemerintah dapat lebih meningkatkan perhatiannya kepada sektor pertanian. Apalagi, hingga kini masih terdapat potensi lahan garapan seluas 30 juta hektare dengan 12,4 juta hektare diantaranya dalam kondisi terlantar.
"Lahan-lahan yang dalam kondisi terlantar bisa kita efektifkan," tegas Ahmad.
[wid]
BERITA TERKAIT: