BPJS Ketenagakerjaan Tolak Berpolemik, Data Peserta JPK Sudah Diserahkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 10 Januari 2014, 22:59 WIB
rmol news logo PT Jamsostek (Persero) yang sekarang sudah bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menegaskan, pihaknya telah menyerahkan seluruh data-data terkait peserta program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek. Karena itu, pihaknya pun menolak berpolemik terkait terjadinya kekisruhan layanan kesehatan di sejumlah rumah sakit.

"Proses penyerahan dilakukan sejak enam bulan lalu yang diikuti  berita acara penyerahan," kata  Kepala Biro Pengembangan Teknologi Informasi (TI) Erwin Mahendra didampingi Kepala Biro Operasional TI Rommy Erfianto dan Kepala Divisi Teknis dr Endro Sucahyo di Jakarta, Jumat (10/1).

Menurut Mahendra, dengan diserahkannya seluruh data-data peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek mestinya BPJS Kesehatan sudah bisa mengambil alih layanan kesehatan selanjutnya.

"Data terakhir kami serahkan pada 24 Desember 2013," terangnya.

Rommy Erfianto menambahkan, sesuai dengan kesepakatan  data-data tenaga kerja,   keluarga dan perusahaan dan fasilitas kesehatan sudah diserahkan pada pihak Askes termasuk juga  poliklinik swata dan puskesmas.

"Dari awal kami sudah menyerahkan struktur data agar BPJS kesehatan bisa menyesuaikan dengan  sistim IT  yang digunakan, karena secara bisnis proses PT Jamsostek dan BPJS Kesehatan berbeda," terangnya.

Penyerahan data pun di serahkan satu pintu dari kantor pusat PT Jamsostek  ke kantor pusat PT Askes. "Kita sudah  7 kali konsolidasi BPJS membicarakan hal-hal teknis, dan kita sudah  menyiapkan  join operation, agar pembayaran iuran bisa di bayarkan pada satu bank, dan pihak bank yang melakukan  pembagian nilai iuran sesuai perhitungannya," terangnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Teknis dr Endro Sucahyo mengungkapkan, PT Jamsostek telah menyampaikan data sampai informasi yang kecil-kecil. "Data kita para peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) yang dialihkan menjadi peserta BPJS Kesehatan itu 7,2 juta orang," terangnya.

Dia juga mengungkapkan, sampai saat ini pun pihaknya masih berkomunikasi dengan peserta JPK Jamsostek dan memberikan informasi-informasi yang diperlukan agar masa transisi itu berlangsung dengan baik. Dalam catatan Jamsostek, kata Endro, setidaknya 10-12 persen dari peserta JPK Jamsotek setiap bulan berobat ke dokter keluarga yang sudah ditunjuk.

"Memang tidak mudah menghandel sekitar 720 ribu pasien di berbagai daerah. Tapi, kita sudah memberikan semua sampai ke tingkat klinik dan Puskesmas yang bisa dipergunakan BPJS Kesehatan," katanya.

Dilain pihak, kalau data-data itu dicari di rumah sakit, memang tidak ditemukan. Karena dasar seorang peserta JPK dilayani di rumah sakit adalah surat rujukan dari dokter keluarga atau klinik dan membawa kartu kepesertaan Jamsostek. "Jadi memang tidak ada data-data itu di rumah sakit," terangnya.

Sebelumnya,  Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron menyatakan, ada kendala penyerahan data peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dari PT  Jamsostek ke pihak PT Askes.Endro yang juga pernah menjadi murid dari Ali Gufron kembali menolak berpolemik.

"Kami rasa, PT Jamsostek yang sekarang menjadi BPJS Ketenagakerjaan berkepentingan agar proses transformasi berjalan lancar. Kami harap ini kesalahpahaman saja, tapi bicara fakta kami sudah serahkan seluruh data yang ada," pungkasnya.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA