Padahal, usia harapan masyrakat (life expectancy) Indonesia saat ini meningkat dari yang hanya mencapai 60 tahun menjadi 78 tahun.
Demikian disampaikan Vice President Director Manulife, Nelly Husnayati di Kantor Manulife, Jakarta, Kamis (14/11). Nelly menegaskan kesimpulan itu merupaka hasil survei Manulife Investor Sentiment Index (MISI).
Nelly mengatakan, kekurangan dana tabungan tersebut lantaran cara pengelolaan keuangan dan perilaku menabung yang masih salah. Dengan rata-rata pendapatan Rp 4,1 juta, Nelly menjelaskan, masyarakat memperkirakan bahwa mereka hanya dapat menabung sejumlah Rp 224,2 juta sebelum memasuki usia pensiun.
Fakta yang ditemukan di Indonesia usia 30-49 tahun menunjukkan, pendidikan anak menjadi lebih prioritas dibanding investasi untuk dana pensiun. Malah di usia 25-39 terungkap masih terlalu dini merencanakan tabungan hari ini.
Uniknya, 20 persen masyarakat Indonesia di atas usia 48 tahun berencana untuk mengandalkan anak-anak mereka untuk mendukung keuangan mereka. Kondisi ini juga terjadi di wilayah Asia lainnya yang disebut "sandwich generation" di mana masyarakat tidak hanya membiayai anak-anak tapi membantu finansial orang tua mereka yang akhirnya sudah tidak mampu untuk menabung pensiun sendiri.
"Masyarakat masih menggampangkan kebutuhan mereka. Padahal tiap tahun kebutuhan hidup terus meningkat. Menutup kekurangan tabungan pensiun akan menjadi tantangan. Makanya solusinya adalah investasi mulai saat ini minimal 10 persen dari gaji kita tiap bulan," tegas Nelly.
Investasi yang dimaksud Nelly, bisa berupa saham, real estate, reksadana, investasi pendapatan tunai dan uang tunai melaui obligasi atau deposito.
"Tidak usah langsung investasi besar, tapi kecil saja agar bisa mengurangi resiko pasar. Kecil tapi rutin hasilnya bisa bermanfaat," demikian Nelly.
Untuk diketahui, MISI di Asia diadakan setiap kuartal untuk mengukur pandangan investor dan perilaku kelas aset penting serta sarana investasi di tujuh pasar Asia. Survei MISI dilakukan melalui 500 wawancara secara online di Hong Kong, China, Taiwan, Jepang dan Singapura. Di Indonesia dan Malaysia, survei ini dilakukan melalui tatap muka. Para responden merupakan masyrakat kelas menengah-atas yang berusia 25 tahun ke atas.
[wid]
BERITA TERKAIT: