Bahaya, Tenaga Kerja Indonesia Sulit Bersaing di ASEAN

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 13 November 2013, 18:20 WIB
Bahaya, Tenaga Kerja Indonesia Sulit Bersaing di ASEAN
foto: net
rmol news logo Tenaga Kerja Indonesia dinilai belum siap menghadapi persaingan dalam ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Salah satu penyebabnya adalah belum ada sertifikasi internasional atas keterampilan tenaga kerja Indonesia.

"Sedangkan Singapura, Malaysia, dan lainnya sekarang sudah membuat sertifikasi agar orang-orang dia bisa (bekerja) ke mana-mana," kata ekonom, Aviliani, ketika ditemui Rakyat Merdeka Online di Universitas Airlangga, Surabaya, pada Rabu (13/11).

Jelas Aviliani, setifikasi berskala internasional itu penting agar keterampilan pekerja diakui secara internasional. Dengan demikian, akan mempermudah masyarakat untuk bekerja di negara-negara ASEAN lainnya. Tidak adanya sertifikasi internasional bagi tenaga kerja Indonesia akan menyulitkan mereka untuk bersaing dengan tenaga kerja dari negara ASEAN lainnya.

"Ini kan bahaya. Bukan hanya karena orang luar masuk sini (Indonesia), tapi orang kita juga sulit ke luar," terangnya.

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 adalah rancangan sepuluh negara anggota ASEAN yang disepakati pada KTT ASEAN ke-13 yang digelar November 2007 di Singapura. Dalam cetak biru disepakati bahwa negara-negara ASEAN akan melakukan liberalisasi perdagangan, barang jasa, investasi, dan tenaga kerja terampil secara bebas. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA