Intervensi Belanda ini muncul karena kekhawatiran adanya potensi transfer teknologi sensitif dari Nexperia ke perusahaan induknya di China. Nexperia sendiri merupakan pemain kunci yang memproduksi chip penting bagi industri otomotif dan elektronik global.
Dalam keterangan resminya, Wingtech mengakui bahwa perintah dan keputusan pengadilan Belanda membatasi sementara kendali mereka atas Nexperia. Pembatasan ini tentu memengaruhi proses pengambilan keputusan dan efisiensi operasional harian perusahaan. Menanggapi hal ini, Wingtech tidak tinggal diam.
"Perusahaan saat ini tengah berkonsultasi dengan firma hukum internasional untuk mencari solusi dan strategi hukum terbaik. Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan perusahaan serta para pemegang saham,” tegas Wingtech, dikutip dari Reuters, Senin, 13 Oktober 2025.
Perusahaan itu juga menyebut tengah bekerja sama dengan pemerintah China dan instansi terkait untuk mencari dukungan menghadapi kebijakan Belanda tersebut.
Pemerintah Belanda mengumumkan intervensi ini pada Minggu 12 Oktober 2025 dengan alasan ditemukan "kekurangan administratif" dalam perusahaan. Melalui intervensi ini, Kementerian Ekonomi Belanda kini berhak membatalkan atau memblokir keputusan Nexperia yang dinilai berisiko, meskipun kegiatan produksi tetap berjalan seperti biasa.
Langkah keras Belanda ini muncul tak lama setelah Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Donald Trump memperluas sanksi terhadap Wingtech dan anak perusahaannya bulan lalu.
BERITA TERKAIT: